Dalam tradisi budaya Jawa, pernikahan dipandang sebagai momen sakral sehingga untuk menentukan waktu pernikahan diperlukan perhitungan cermat melalui “pitungan weton”. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kepercayaan masyarakat Desa Bono, Kabupaten Tulungagung, terhadap “pitungan weton” dalam pengambilan keputusan waktu pernikahan dari perspektif psikologi budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan dua partisipan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dianalisis secara tematik untuk menggali pemahaman mendalam terkait praktik ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap “pitungan weton” tetap kuat hingga saat ini, dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, tradisi leluhur, dan keyakinan religius yang erinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Temuan ini menyoroti bagaimana pitungan weton memberikan rasa aman psikologis dan menjadi mekanisme penguatan identitas budaya di tengah modernisasi. Implikasi penelitian ini menggaris bawahi pentingnya menghormati kearifan lokal sebagai bentuk adaptasi budaya yang dapat dipertimbangkan dalam studi lintas budaya dan intervensi berbasis komunitas.
Copyrights © 2025