Lean Six Sigma, teknologi informasi, dan kapasitas tempat tidur merupakan faktor utama yang memengaruhi efektivitas rawat inap di rumah sakit. RS Bhayangkara Tk. II Medan menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi layanan rawat inap akibat meningkatnya jumlah pasien, keterbatasan kapasitas tempat tidur, dan belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan Lean Six Sigma, penggunaan teknologi informasi, dan kapasitas tempat tidur terhadap efektivitas rawat inap di RS Bhayangkara Tk. II Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif analitik dengan desain cross-sectional, melibatkan 39 tenaga medis sebagai responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji univariat, bivariat, serta multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama rawat inap adalah 5,5 hari, dengan mayoritas responden menyatakan bahwa Lean Six Sigma telah diterapkan (60%), SIMRS digunakan secara aktif (70%), dan kapasitas tempat tidur masih kurang (55%). Uji bivariat menunjukkan bahwa Lean Six Sigma (p = 0,002), teknologi informasi (p = 0,001), dan kapasitas tempat tidur (p = 0,004) memiliki hubungan signifikan dengan efektivitas rawat inap. Analisis multivariat menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas rawat inap (R² = 0,62). Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya optimalisasi Lean Six Sigma, pemanfaatan teknologi informasi yang lebih baik, serta peningkatan kapasitas tempat tidur dalam meningkatkan efektivitas layanan rawat inap. Rumah sakit disarankan untuk meningkatkan pelatihan tenaga medis, memperkuat sistem manajemen informasi, dan mengoptimalkan penggunaan tempat tidur agar pelayanan lebih efisien dan berkualitas. Kata Kunci: Lean Six Sigma, teknologi informasi, kapasitas tempat tidur, efektivitas rawat inap, manajemen rumah sakit.
Copyrights © 2025