Kajian ini mengangkat strategi dakwah inklusif yang diterapkan di Masjid Lautze 2 Bandung dalam membina mualaf Tionghoa di tengah masyarakat multikultural. Masjid ini menjadi salah satu contoh nyata model dakwah urban yang mampu mengakomodasi keberagaman budaya, etnis, dan keyakinan. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Temuan menunjukkan bahwa Masjid Lautze 2 Bandung mengembangkan strategi dakwah yang personal, kultural, dan humanis. Pembinaan mualaf dilakukan secara bertahap melalui pengajian rutin, pendampingan intensif, serta pendekatan budaya yang menghargai latar belakang Tionghoa. Dakwah tidak hanya berlangsung melalui ceramah, tetapi juga melalui aksi sosial, layanan konsultasi agama, serta kolaborasi lintas iman. Strategi dakwah inklusif yang diterapkan mampu menciptakan ruang dakwah yang ramah, relevan, dan kontekstual bagi masyarakat multikultural. Model ini dapat menjadi rujukan dalam merancang strategi dakwah yang lebih terbuka, toleran, dan berkelanjutan di wilayah urban dengan kompleksitas sosial serupa.
Copyrights © 2025