Ekonomi kreatif berbasis potensi lokal memiliki peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Di Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, masyarakat mengembangkan produk eco print daun kelor dan rajutan sebagai usaha ekonomi kreatif. Namun, permasalahan utama yang dihadapi adalah penetapan harga jual yang tidak berbasis pada Harga Pokok Produksi (HPP). Kondisi ini menyebabkan produk sering kali dijual di bawah nilai sebenarnya (undervalue) sehingga keuntungan yang diperoleh sangat terbatas. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat. Metode yang digunakan meliputi analisis HPP dengan pendekatan full costing dan variable costing untuk mengidentifikasi seluruh komponen biaya produksi, serta simulasi penetapan harga jual menggunakan strategi cost plus pricing dan value based pricing. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dalam menghitung HPP secara sistematis, mulai dari biaya bahan baku, tenaga kerja, hingga overhead. Masyarakat juga mampu menentukan harga jual yang lebih wajar dan kompetitif, misalnya produk eco print yang semula dijual terlalu rendah kini ditetapkan sesuai dengan biaya dan nilai tambah produk. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tidak hanya lebih bernilai ekonomis, tetapi juga memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar. Kesimpulannya, kegiatan ini berhasil mencapai tujuan pemberdayaan, ditandai dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pendapatan masyarakat. Integrasi analisis HPP dan strategi harga jual terbukti efektif dalam memperkuat kapasitas masyarakat desa untuk mengembangkan usaha ekonomi kreatif secara berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025