Penelitian ini mengkaji sinkronisasi antara roadmap pengembangan pertanian berkelanjutan dengan kelayakan usaha ternak ayam di Sulawesi Selatan. Sektor peternakan ayam, sebagai kontributor vital bagi perekonomian lokal, menghadapi tantangan dalam menyelaraskan pertumbuhan dengan prinsip keberlanjutan. Studi ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed methods), mengintegrasikan data primer melalui survei 120 peternak ayam (kuantitatif) dan wawancara mendalam serta Focus Group Discussion (FGD) dengan 20 pemangku kepentingan (kualitatif). Selain itu, penelitian ini diperkuat oleh Systematic Literature Review (SLR) untuk mensintesis bukti-bukti dari literatur yang relevan. Tujuan utama penelitian adalah menganalisis tingkat sinkronisasi antara roadmap dan kelayakan usaha ternak ayam, mengidentifikasi faktor penghambat dan pendorong implementasi praktik berkelanjutan, serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa roadmap, meskipun secara konseptual baik, belum tersinkronisasi secara efektif dengan realitas operasional dan kelayakan ekonomi usaha ternak ayam. Secara kuantitatif, usaha ternak ayam menunjukkan profitabilitas positif (R/C ratio 1.25-1.40), namun sangat rentan terhadap fluktuasi harga pakan (yang mendominasi 60-70% biaya produksi). Kerentanan ini, ditambah dengan kebutuhan investasi awal yang tinggi, menyebabkan tingkat adopsi praktik berkelanjutan seperti pengelolaan limbah atau kandang modern masih sangat rendah (10-20%), terhambat oleh kendala biaya investasi tinggi (>90% peternak menganggap biaya sebagai hambatan utama). Dari analisis kualitatif dan SLR, terungkap bahwa mayoritas peternak tidak familiar dengan detail roadmap, mengindikasikan kurangnya sosialisasi dan relevansi kebijakan di tingkat tapak. Selain itu, minimnya insentif, akses terbatas pada informasi dan pembiayaan yang mudah, serta lemahnya koordinasi lintas sektor turut memperparah kesenjangan sinkronisasi ini. Kajian ini merekomendasikan penyesuaian program dalam roadmap agar lebih adaptif dan realistis terhadap kondisi dan kapasitas peternak, penciptaan skema insentif yang lebih menarik, peningkatan akses terhadap informasi dan teknologi berkelanjutan, serta penguatan koordinasi antar-lembaga untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan yang efektif dan ekonomis di Sulawesi Selatan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025