Pandemi COVID-19 membawa dampak besar terhadap sistem pendidikan di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses teknologi dan sumber belajar. Keterbatasan akan akses teknologi dan sumber belajar akan menyebabkan rendahnya literasi dan sulitnya pembentukan karakter dalam melestarikan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran komunitas Angkring Sinau sebagai solusi alternatif dalam menanamkan literasi, membentuk karakter, dan melestarikan budaya lokal di tengah kebijakan pembelajaran daring. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angkring Sinau berhasil mengembangkan ekosistem pembelajaran berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan pos ronda sebagai ruang belajar. Kegiatan seperti membaca dongeng Nusantara, mewarnai tema budaya, menyanyikan lagu daerah, dan permainan tradisional mampu menumbuhkan minat literasi dan rasa cinta tanah air. Selain itu, kegiatan seperti Angkring Sinau Mencari Bakat dan Festival Anak Negeri berperan dalam memperluas jangkauan pendidikan berbasis budaya secara nasional. Dengan demikian, komunitas Angkring Sinau terbukti menjadi model pendidikan nonformal yang efektif dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) nomor 4 tentang pendidikan berkualitas.
Copyrights © 2022