Era kecerdasan buatan (AI) telah melahirkan paradoks dalam ekosistem informasi digital. Di satu sisi, AI memberdayakan pertukaran pengetahuan, namun di sisi lain, teknologi ini memfasilitasi produksi dan penyebaran disinformasi secara masif. Penelitian ini menganalisis tanggung jawab platform digital dalam menghadapi tantangan hoax yang dihasilkan oleh AI, dengan fokus khusus pada analisis kasus penyalahgunaan bot dan algoritma rekomendasi untuk manipulasi opini publik. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis isi terhadap data sekunder, penelitian ini mengungkap mekanisme simbiosis antara bot AI dan algoritma rekomendasi yang menciptakan siklus amplifikasi hoax yang swaperkuat. Bot berfungsi sebagai amplifier awal yang memanipulasi metrik engagement, sementara algoritma rekomendasi, yang didorong logika komersial untuk memaksimalkan retensi pengguna, mengangkat konten hoax tersebut ke khalayak yang lebih luas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa klaim netralitas platform menjadi tidak relevan mengingat kekuatan kuratorial aktif yang mereka jalankan melalui algoritma. Oleh karena itu, penelitian ini berargumen bahwa tanggung jawab platform harus bergeser dari sekadar moderasi konten reaktif menuju tata kelola algoritma yang proaktif. Kesimpulan penelitian merekomendasikan perlunya transparansi algoritma, reformasi desain sistem rekomendasi, deteksi proaktif terhadap jaringan bot, dan kerangka regulasi yang jelas untuk memastikan akuntabilitas platform digital dalam menjaga integritas ruang publik di era AI.
Copyrights © 2025