Penilaian aspek pengetahuan merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, khususnya pada implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran aktif, autentik, dan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan antara kebijakan penilaian aspek pengetahuan dalam Kurikulum Merdeka dengan praktik pelaksanaannya di lapangan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari literatur, regulasi, serta dokumen kebijakan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penilaian Kurikulum Merdeka dirancang untuk mendukung pembelajaran yang holistik, fleksibel, dan autentik. Namun, praktik di lapangan masih didominasi oleh penggunaan tes tertulis konvensional dan penerapan asesmen autentik seperti proyek, portofolio, dan penilaian kinerja masih secara terbatas. Kendala utama yang dihadapi guru meliputi keterbatasan pemahaman terhadap asesmen autentik, kurangnya pelatihan, keterbatasan waktu, serta minimnya dukungan sumber daya. Dengan Demikian, terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara kebijakan dan praktik penilaian aspek pengetahuan dalam Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kapasitas guru, pelatihan berkelanjutan, serta penyediaan sumber daya penilaian yang memadai guna memperkuat implementasi penilaian yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.
Copyrights © 2025