Persaingan yang semakin ketat dalam dunia industri menuntut setiap pelaku usaha, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), untuk senantiasa meningkatkan mutu dan efisiensi proses produksinya. Mely Bakery, salah satu UMKM yang bergerak dalam produksi roti di Malang, masih menghadapi berbagai masalah kualitas produk seperti ukuran roti yang tidak seragam, hasil panggangan yang gosong, dan robekan pada roti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode Six Sigma sebagai pendekatan continuous improvement dalam upaya menurunkan tingkat cacat produk serta meningkatkan kualitas produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan penerapan tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan wawancara dengan pemilik dan karyawan Mely Bakery. Hasil pengukuran awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata DPMO (Defect Per Million Opportunities) mencapai 40.002 dengan level sigma sebesar 1,99. Setelah dilakukan perbaikan melalui pelatihan, penyusunan SOP, penggunaan alat ukur yang lebih akurat, dan pengendalian suhu oven, terjadi penurunan DPMO menjadi 2666,67 dan peningkatan level sigma menjadi 2,46. Faktor-faktor utama yang menjadi penghambat penerapan continuous improvement meliputi kurangnya pelatihan tenaga kerja, tidak adanya standar operasional prosedur (SOP) yang baku, serta keterbatasan alat dan lingkungan kerja. Penerapan Six Sigma terbukti efektif dalam menurunkan tingkat cacat dan meningkatkan mutu produk secara signifikan di Mely Bakery. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Six Sigma dapat diterapkan secara praktis pada skala usaha kecil untuk membangun sistem kerja yang lebih terstruktur dan berorientasi pada kualitas.
Copyrights © 2025