Claim Missing Document
Check
Articles

EDUKASI KESEHATAN TERKAIT UPAYA SWAMEDIKASI PENYAKIT OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA Ariyanti, Rea; Sigit, Nanta; Anisyah, Luluk
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4779

Abstract

ABSTRAKOsteoarthritis adalah salah satu penyakit degeneratif yang paling sering mengenai lansia. Penyakit ini hampir 70% dialami oleh mereka yang berusia diatas 50 tahun, dan menyebabkan kegagalan fungsi yang dapat mengurangi kualitas hidup manusia seperti terhambatnya ruang gerak penderita, penurunan kemampuan kerja, nyeri hebat dan cacat. Sebanyak 80% penderita mengalami keterbatasan dalam bergerak, dan sisanya bahkan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan menunjukkan bahwa masih banyaknya kader kesehatan yang belum mengetahui upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis pada lansia. Selain itu diketahui pula Mayoritas pendidikan formal yang ditempuh oleh penduduk di Kelurahan Karang Anyar adalah SLTA (34,6%), diikuti dengan SD (21,9%), SLTP (20,8%), dan PT (5,7%), sisanya belum sekolah/belum tamat SD (17%). Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader kesehatan terhadap upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis, sehingga dengan adanya peningkatan pemahaman diharapkan para lansia dan kader dapat melakukan upaya pengobatan secara mandiri penyakit osteoartritis. Kegiatan ini meliputi survei awal, pendidikan kesehatan melalui pemberian materi dan video pembelajaran, serta melaksanakan diskusi interaktif. Hasil dari kegiatan kemitraan ini adalah adanya peningkatan pemahaman kader kesehatan terkait upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis pada lansia di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan yang dibuktikan dengan adanya  peningkatan nilai saat pre-test sebesar 62,00 dan meningkat menjadi 86,00 saat post-test. Kata kunci: edukasi kesehatan; lansia; osteoarthritis; swamedikasi. ABSTRACTOsteoarthritis is one of the most common degenerative diseases affecting the elderly. This disease is  almost 70% experienced by those aged over 50 years, and causes malfunctions that can reduce the quality of human life such as obstruction of the patient's range of motion, decreased ability to work, severe pain, and disability. As many as 80% of patients experience limitations in moving, and the rest cannot even carry out daily activities. Based on a preliminary study conducted in Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, it shows that there are still many health cadres who do not know about self-medication efforts for osteoarthritis in the elderly. In ad dition, it is also known that the majority of formal education taken by residents in Kelurahan Karang Anyar is Senior High school (34.6%), followed by Elementary School (21.9%), Junior High School (20.8%) and PT (5.7%), the rest have not attended school / have not finished elementary school (17%). This partnership program aims to increase the understanding of health cadres towards self-medication efforts for osteoarthritis so that with an increased understanding, it is h oped that the elderly and cadres can make efforts to treat osteoarthritis independently. These activities include initial surveys, health education through the provision of learning materials and videos, as well as conducting interactive discussions. The result of this partnership activity is an increase in the understanding of health cadres regarding self-medication efforts for osteoarthritis in the elderly in Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan as evidenced by an increase in the pre-test score of 54.00 and increased to 86.00 when post-test. Keywords: health education; elderly; osteoarthritis; self-medication.
Optimalisasi Peran Kader Kesehatan dalam Upaya Preventif PPOK di Dusun Sukosari, Kab. Malang Rahayu, Raswati Prapti
Bakti Cendana Vol 4 No 2 (2021): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.4.2.2021.34-39

Abstract

Kegiatan Pengadian Kepada Masyarakat yang diawali dengan pertemuan dengan tokoh masyarakat untuk mengetahui kondisi dan permasalahan kesehatan di Dusun Sukosari, Kabupaten Malang. Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan formal yang ditempuh oleh penduduk di Desa Pandansari adalah Sekolah Dasar (SD) dan tidak pernah menempuh pendidikan formal. Akses ke pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan masih terbilang sulit, jalan yang naik turun dan sempit karena terletak di area perbukitan mempersulit warga untuk mendapat pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peran kader kesehatan menjadi penting menjadi perpanjangan tangan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang status kesehatannya. Maka perlunya sosialisasi terkait kesehatan khususnya penyakit degeneratif sehingga diharapkan adanya peningkatan pengetahuan dan dapat melakukan upaya pencegahan penyakit PPOK. Setelah melakukan survey awal, langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan modul materi untuk pelatihan kader kesehatan. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan, dilakukan tes untuk menilai kemampuan kognitif para kader sebagai salah satu alat untuk evaluasi. Kegiatan diakhiri dengan melakukan observasi kemampuan kader dalam melaksanakan hasil dari pelatihan. Kata Kunci : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Pencegahan, dan Pengendalian
Perbandingan Model Transfer Function Dan Model Neural Network Untuk Prediksi Banyak Kasus Demam Berdarah Di Kota Malang Nanta Sigit; Ida Ayu P K
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM STIKes ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.143

Abstract

ABSTRAK Kota Malang adalah salah satu kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun 2015, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 1629 kasus dengan jumlah kematian 13 orang. Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit, begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan. Beberapa faktor yang terkait dalam penularan demam berdarah antara lain kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan dan sikap hidup. Sedangkan faktor yang dapat memicu terjadinya demam berdarah adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya perubahan suhu, kelembaban udara, dan curah hujan yang mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur dan virus dengue berkembang biak dengan cepat. Parasit dan pembawa penyakit (nyamuk) sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan angin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang sesuai untuk peramalan demam berdarah dikota malang berdasarkan Transfer Function dan ANN. Data yang digunakan adalah Data demam berdarah tahun 2014 sampai 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RMSE, MAPE, dan SMAPE yang terkecil dari kedua model tersebut adalah model Artificial Neural Network. Kata Kunci : Artificial Neural Network (ANN), Transfer Function, dan Demam Berdarah
Pemberian Edukasi Terkait Hipertensi Kepada Pendamping/Pengasuh Di Panti Werdha Lansia Pangesti Lawang Kabupaten Malang Luluk Anisyah; Nanta Sigit
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v4i2.772

Abstract

Pemberian edukasi pada pasien lansia dengan penyakit hipertensi dengan atau tanpa komorbid telah diatur didalam PerMenKes No 43 tahun 2016 tentang Standar Minimal di bidang Kesehatan pada pasal 2 ayat 1, bahwa Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas akan mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Strategi yang paling efektif adalah dengan kombinasi strategi melalui pemberian edukasi, modifikasi pola hidup dan sistem yang mendukung tentu saja diperlukan peran profesi kesehatan seperti dokter, Apoteker serta pendamping/pengasuh di Panti Werdha lansia. Pendamping/Pengasuh dapat menjadi perantara ke pasien dalam hal terapi non farmakologi. Tenaga Pendamping/Pengasuh di Panti Werdha lansia serta apoteker dapat membantu pasien memodifikasi pola hidupnya juga dapat membantu pasien mencapai tujuan terapi, terutama pada pasien lansia, dimana pada lansia juga telah terjadi penurunan fungsi metabolisme dan fungsi organ, sehingga dengan adanya Pendamping/Pengasuh di Panti werdha akan membantu penurunan kejadian mortalitas dan morbiditas pada kardiovaskular atau kerusakan organ yang lainnya akibat hipertensi, serta efektivitas terhadap biaya kesehatan. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat meliputi 4 (empat) kegiatan utama yaitu: 1) SGD (Small Group Discussion) tentang konsep penyakit kronis/degeneratif: Hipertensi; 2) SGD (Small Group Discussion) tentang konsep pencegahan hipertensi secara non-farmakologi. Hasil Dari dilakukannya Pemberian edukasi terkait hipertensi Secara umum adalah  berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Kesimpulan bahwa tujuan untuk meningkatkan pegetahuan terkait hipertensi kepada para pendamping/pengasuh lansia dapat tercapai.
Perbandingan Metode Arima Box-Jenkins dan Holt-Winters No Seasonal pada Peramalan Jumlah Penderita ISPA di Kota Malang Nanta Sigit; Arief Setiyoargo
Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan Vol 11 No 2 (2021): Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fik.v11i2.1591

Abstract

ISPA is an acute respiratory disease with special attention to pneumonia (ISPA), and not an ear and throat disease. In order to make plans to reduce the number of ISPA sufferers in the regions with effective and responsible principles, valid forecasts are needed. There is a relatively large difference between targets and achievements in tackling ISPA sufferers in Malang City during 2017 - 2020, and given the importance of forecasting as an indicator of reducing ISPA sufferers, it is deemed necessary to conduct research on the application of the Box-Jenkins model in forecasting ISPA patients. This study aims to create an estimation model for patients with ISPA in Malang Regency using data from the Health Office from 2017 to 2020. The analytical technique applied is the Box-Jenkins model or the Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). The results showed that by using data from the Malang City Health Office from 2014 to 2019, it was concluded that the best forecasting model was ARIMA(1,1,0). Researchers hope that the forecasting method and forecasting results can be used as additional information for the health department in Malang City in determining policies that must be taken in the prevention of ISPA sufferers according to the needs of patients in Malang City.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN SENAM DIABETES DI TENGAH PANDEMI COVID 19 Nanta Sigit; Arief Setiyoargo
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6405

Abstract

ABSTRAKTingkat pengetahuan kader kesehatan mengenai senam diabetes melitus adalah hal yang penting untukmelaksanakan manajemen diri penderita diabetes melitus. Namun, masih banyak kader kesehatan yang tidak tahu tentang hal tersebut sehingga kader kesehatan belum dapat melakukan pembinaan mengenai senam diabetes melitus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang senam diabetes melitus di wilayah Puskesmas Candipuro. Kegiatan ini merupakan quasi experiment one group pretest and postest design. Populasinya adalah kader kesehatan dengan jumlah 350 dan jumlah sample 78 kader kesehatan melalui teknik pengambilan sampel incidental sampling. Alat pengumpul data  adalah kuesioner yang dikembangkan peneliti. Analisa data yang dilakukan secara univariat dan uji paired t test dimana sebelum sudah diuji normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov. Uji normalitas pada variabel pengetahuan menunjukan dstribusi normal. Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai pengetahuan kader kesehatan pretest sebesar 31,58 dan postest 72,26 dengan nilai signifkasi 0,00 < 0,05. Simpulan dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang senam diabetes mellitus di wilayah Puskesmas Candipuro. Diharapkan kader kesehatan dapat memberikan informasi tentang senam diabetes kepada masyarakat, khusunya penderita diabetes melitus dalam upaya pelaksanakan manajemen dirinya. Kata kunci: kader Kesehatan; pendidikan Kesehatan; senam diabetes melitus. ABSTRACTThe level of knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise is important for carry out self-management of people with diabetes mellitus. However, there are still many health cadres who do not know about this so that health cadres have not been able to provide guidance on diabetes mellitus exercise. The purpose of this study was to identify an increase in the knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise in the Candipuro Health Center area. This activity is a quasi-experimental one group pretest and posttest design. The population is health cadres with a total of 350 and a sample of 78 health cadres through incidental sampling. The data collection tool is a questionnaire developed by the researcher. Data analysis was carried out univariately and paired t test where before it had been tested for normality using Kolmogorov Smirnov. The normality test on the knowledge variable shows a normal distribution. The results showed that the average knowledge value of pretest health cadres was 31.58 and posttest was 72.26 with a significance value of 0.00 <0.05. The conclusion of this activity is that there is an increase in the knowledge of health cadres about diabetes mellitus exercise in the Candipuro Health Center area. It is hoped that health cadres can provide information about diabetes exercise to the public, especially people with diabetes mellitus in an effort to implement self-management. Keywords: health cadres; health education; diabetes mellitus exercise.
PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN RESUME MEDIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Arief Setiyoargo; Nanta Sigit; Richard One Maxelly
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7176

Abstract

ABSTRAKMutu pelayanan kesehatan ditentukan dari peningkatan mutu klinis dan pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Hal tersebut dapat diketahui dari kelengkapan pengisian rekam medis. Pada berkas rekam medis terdapat nilai hukum rahasia medis pasien. Nilai hukum kerahasiaan medis sering kali terabaikan terutama bagi masyarakat dengan pendidikan yang rendah dan secara letak geografis sangat sulit untuk mendapatkan akses fasilitas kesehatan yang memadai. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pemahaman penggunaan resume medis. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Sukosari Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, sebanyak 3 kali pertemuan dengan memberikan penyuluhan dan pendampingan yang dikemas dalam bentuk materi presentasi dan pembagian brosur kepada 25 peserta. Dari hasil evaluasi, terdapat peningkatan pemahaman warga dengan kategori baik dari nilai pre test sebesar 8% dan post test sebesar 52%. Selanjutnya, secara berkesinambungan agar kader kesehatan yang ada di lingkungan warga dapat memberikan contoh dalam menggunakan resume medis untuk keperluan pasien secara baik dan benar agar ikut meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkelanjutan. Kata kunci: pelayanan kesehatan; pasien; resume medis. ABSTRACTThe quality of health services is determined by improving clinical quality and customer satisfaction-oriented services. This can be seen from the completeness of filling in the medical record. In the medical record file there is a patient's medical secret legal value. The legal value of medical confidentiality is often neglected, especially for people with low education and geographically it is very difficult to get access to adequate health facilities. This community service activity aims to improve the quality of health services through understanding the use of medical resumes. This activity was carried out in Sukosari Hamlet, Pandansari Village, Poncokusumo District, Malang Regency, for 3 meetings by providing counseling and assistance packaged in the form of presentation materials and distribution of brochures to 25 participants. From the results of the evaluation, there was an increase in the understanding of residents in the good category of the pre-test score of 8% and post-test of 52%. Furthermore, on an ongoing basis so that health cadres in the community can provide examples in using medical resumes for patient needs properly and correctly in order to participate in improving the quality of sustainable health services. Keywords: health services; patient; medical resume.
EDUKASI KESEHATAN TERKAIT UPAYA SWAMEDIKASI PENYAKIT OSTEOARTHRITIS PADA LANSIA Rea Ariyanti; Nanta Sigit; Luluk Anisyah
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.243 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4802

Abstract

ABSTRAKOsteoarthritis adalah salah satu penyakit degeneratif yang paling sering mengenai lansia. Penyakit ini hampir 70% dialami oleh mereka yang berusia diatas 50 tahun, dan menyebabkan kegagalan fungsi yang dapat mengurangi kualitas hidup manusia seperti terhambatnya ruang gerak penderita, penurunan kemampuan kerja, nyeri hebat dan cacat. Sebanyak 80% penderita mengalami keterbatasan dalam bergerak, dan sisanya bahkan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan menunjukkan bahwa masih banyaknya kader kesehatan yang belum mengetahui upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis pada lansia. Selain itu diketahui pula Mayoritas pendidikan formal yang ditempuh oleh penduduk di Kelurahan Karang Anyar adalah SLTA (34,6%), diikuti dengan SD (21,9%), SLTP (20,8%), dan PT (5,7%), sisanya belum sekolah/belum tamat SD (17%). Program kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader kesehatan terhadap upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis, sehingga dengan adanya peningkatan pemahaman diharapkan para lansia dan kader dapat melakukan upaya pengobatan secara mandiri penyakit osteoartritis. Kegiatan ini meliputi survei awal, pendidikan kesehatan melalui pemberian materi dan video pembelajaran, serta melaksanakan diskusi interaktif. Hasil dari kegiatan kemitraan ini adalah adanya peningkatan pemahaman kader kesehatan terkait upaya swamedikasi penyakit osteoarthritis pada lansia di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan yang dibuktikan dengan adanya  peningkatan nilai saat pre-test sebesar 62,00 dan meningkat menjadi 86,00 saat post-test. Kata kunci: edukasi kesehatan; lansia; osteoarthritis; swamedikasi. ABSTRACTOsteoarthritis is one of the most common degenerative diseases affecting the elderly. This disease is  almost 70% experienced by those aged over 50 years, and causes malfunctions that can reduce the quality of human life such as obstruction of the patient's range of motion, decreased ability to work, severe pain, and disability. As many as 80% of patients experience limitations in moving, and the rest cannot even carry out daily activities. Based on a preliminary study conducted in Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, it shows that there are still many health cadres who do not know about self-medication efforts for osteoarthritis in the elderly. In ad dition, it is also known that the majority of formal education taken by residents in Kelurahan Karang Anyar is Senior High school (34.6%), followed by Elementary School (21.9%), Junior High School (20.8%) and PT (5.7%), the rest have not attended school / have not finished elementary school (17%). This partnership program aims to increase the understanding of health cadres towards self-medication efforts for osteoarthritis so that with an increased understanding, it is h oped that the elderly and cadres can make efforts to treat osteoarthritis independently. These activities include initial surveys, health education through the provision of learning materials and videos, as well as conducting interactive discussions. The result of this partnership activity is an increase in the understanding of health cadres regarding self-medication efforts for osteoarthritis in the elderly in Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan as evidenced by an increase in the pre-test score of 54.00 and increased to 86.00 when post-test. Keywords: health education; elderly; osteoarthritis; self-medication.
EDUKASI KESEHATAN DALAM MENJAMIN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN GUNA MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Arief Setiyoargo; Nanta Sigit; Richard One Maxelly
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.696 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4259

Abstract

ABSTRAKKegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien secara berkelanjutan pada fasilitas pelayanan kesehatan melalui ketepatan dalam identifikasi pasien. Kegiatan ini diawali dengan pengkajian awal terhadap keadaan lapangan saat ini pada fasilitas pelayanan kesehatan melalui tenaga kesehatan/kader kesehatan dan warga. Pengkajian awal didapati masih kurangnya edukasi mengenai identifikasi pasien, terutama di saat pandemi Covid 19 saat ini fokus pelayanan kesehatan masih terpusat pada protokoler kesehatan atau physical distancing. Hasil survei menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan/kader kesehatan dalam menjamin ketepatan identifikasi pasien, pengetahuan terkait kejadian yang tidak diharapkan serta prosedur pelaksanaan keselamatan pasien di fasilitas kesehatan. Kegiatan dilanjutkan dengan menyusun perencanaan dan jadwal kegiatan serta perlengkapan yang diperlukan. Bentuk kegiatan dikemas dalam bentuk materi dan video tentang pentingnya menjamin ketepatan identifikasi pasien dalam pelayanan kesehatan, pemahaman tentang kejadian yang tidak diharapkan serta prosedur pelaksanaan keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi di setiap kegiatannya. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdapat sebanyak 61,5% pemahaman warga dalam katergori baik, cukup sebanyak 23% dan kurang sebanyak 15,5%. Kegiatan berjalan dengan baik dan perlu adanya monitoring lebih lanjut. Kata kunci: identifikasi pasien; keselamatan pasien ABSTRACTThis Community Service activity aims to improve patient safety in a sustainable manner in health care facilities through accuracy in patient calls. This activity begins with an initial assessment of the current state of the field in health facilities through health workers and residents. Initial assessments found that there is still a lack of education regarding patient contact, especially during the Covid 19 pandemic, currently the focus of health is still focused on health service protocols or physical distance. The survey results showed that the facts of knowledge of health workers / health cadres in ensuring patient accuracy, knowledge related to unexpected events and the implementation of patient safety in health facilities. Activities by compiling a plan and schedule of activities and equipment needed. The form of activities in the material and videos about the importance of ensuring the accuracy of the patient's condition in health services, understanding of unexpected events and implementing patient safety in health care facilities. The activity ended with an evaluation of each activity. The results of community service activities were as much as 61.5% of the citizens' understanding was in a good category, 23% enough and 15.5% less. Activities are running well and further monitoring is needed. Keywords: patient identification; patient safety
UPAYA PENCEGAHAN JUMLAH PENDERITA PNEUMONI DI MASYARAKAT DI ERA PANDEMI COVID 19 Nanta Sigit; Romaden Marbun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5386

Abstract

ABSTRAKKegiatan pengadian kepada masyarakat “upaya pencegahan jumlah penderita pneumoni di masyarakat di era pandemi covid 19” dengan bertujuan untuk mengimplementasikan program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam membentuk kelompok masyarakat peduli penurunan penderita pneumonia dan menambah ilmu dan perilaku yang baik tentang penatalaksanaan pneumonia. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan non equivalent control group design. Pengetatuan kader dan tokoh masyarakat diukur dengan menggunakan kuesioner. Uji perbedaan menggunakan uji paired T-test. Penelitian ini dilakukan pada 46 responden, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan yang pengetahuan baik yaitu 30,43% dan yang mempunyai pengetahuan tidak baik yaitu 69,57%. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan, yang berpengetahuan baik yaitu 69,57% dan yang pengetahuannya tidak baik yaitu 30,43%. Perbedaan pengetahuan penyakit PNEUMONIA diperoleh nilai (p=0,000) menunjukaan ada perbedaan pengetahuan pneumonia sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang penyakit pneumonia dengan menggunakan media video dan power point.                                                                                                      Kata kunci: penyakit pneumonia; penyuluhan dengan media video. ABSTRACTCommunity service activities "efforts to prevent the number of pneumonic patients in the community in the pandemic covid 19 era" with the aim of implementing community-based programs that facilitate the community in forming community groups to care for the reduction of pneumonia sufferers and to increase knowledge and good behavior regarding pneumonia management. This type of research is a quasi experimental design (quasi-experimental), with a non equivalent control group design. The arrangement of cadres and community leaders was measured using a questionnaire. The difference test used the paired t-test. This research was conducted on 46 respondents, the results of this study showed that before counseling was carried out, those who had good knowledge were 30.43% and those who had bad knowledge were 69.57%. After counseling was done, there was an increase in knowledge, those with good knowledge were 69.57% and those with bad knowledge were 30.43%. The difference in knowledge of pneumonia disease was obtained by value (p = 0.000) indicating that there was a difference in pneumonia knowledge before and after being given education about pneumonia disease using video and powerpoint media. Keywords: pneumonia disease; information with video media.