Desa diberikan wewenang yang luas untuk memanfaatkan dana desa sepenuhnya demi kemajuan dan kemakmuran desanya. Laporan Kinerja pengelolaan Dana Desa secara administratif terlihat cukup baik dan rapi, namun tidak menutup kemungkinan kenyataan di lapangan masih terdapat dinamika permasalahan dan kesenjangan yang cukup signifikan antara dokumen pelaporan dengan praktik implementasinya. Berkenaan dengan hal tersebut, adapun tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pola hubungan politik antar aktor dalam pengelolaan Dana Desa terjadi di Desa dengan kinerja keuangan yang baik dan kurang baik, serta faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan dalam pola interaksi tersebut dengan menggunakan perspektif Pluralisme-Elitis. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Pekon Margodadi Kecamatan Sumberejo yang berstatus Kinerja Keuangan yang baik dan Pekon Gunung Meraksa Kecamatan Pulau Panggung memiliki Staus Kinerja Keuangan Kurang Baik menjadi sampel peneliatian. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada Pekon Margodadi yang berstatus kinerja keuangan baik, memiliki pola hubungan Pluralis. Sedangkan Pekon Gunung Meraksa yang berstatus kinerja keuangan kurang baik, memiliki pola hubungan Elitis. Adapun pola hubungan diantara kedua Pekon tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : kepemimpinan, BPD, partisipasi masyarakat, patronase, transparansi dan dinamika konflik.
Copyrights © 2025