Buku teks memiliki peran strategis dalam proses pembelajaran sebagai sumber utama yang membantu siswa mencapai kompetensi dasar sesuai kurikulum. Namun, banyak buku ajar belum memperhatikan aspek keterbacaan secara memadai, yang berdampak pada rendahnya pemahaman siswa terhadap isi materi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keterbacaan buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas XI Kurikulum Merdeka menggunakan formula Grafik Fry yang telah dimodifikasi untuk konteks bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi. Data berupa sembilan wacana yang dipilih dari buku teks dianalisis dengan menghitung jumlah kalimat dan suku kata dalam setiap 100 kata, kemudian dipetakan ke dalam Grafik Fry untuk menentukan tingkat keterbacaannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya tiga wacana (33,3%) yang memiliki tingkat keterbacaan sesuai dengan jenjang kelas XI, sedangkan enam wacana (66,7%) tidak sesuai—terdiri atas lima wacana terlalu mudah dan satu wacana terlalu sulit. Ketidaksesuaian ini menunjukkan bahwa sebagian besar wacana dalam buku ajar tersebut belum proporsional secara linguistik dengan kemampuan membaca siswa kelas XI. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi dan penyusunan ulang materi ajar yang mempertimbangkan keterbacaan sebagai elemen penting untuk mendukung efektivitas pembelajaran, meningkatkan pemahaman bacaan, dan menjamin tercapainya tujuan pendidikan dalam kerangka Kurikulum Merdeka.
Copyrights © 2025