Penelitian ini menganalisis representasi trauma sejarah dalam sastra Inggris pasca-Perang Dunia II dengan fokus pada bagaimana pengalaman perang, kehancuran sosial, dan dampaknya terhadap individu serta masyarakat diungkapkan melalui karya sastra. Trauma sejarah dipahami sebagai pengalaman kolektif yang mendalam, tercermin dalam narasi yang menggambarkan penderitaan, kehilangan, keterasingan, serta krisis identitas. Studi ini menggunakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan teori trauma, kritik sastra, dan kajian sejarah untuk mengeksplorasi karya-karya penulis Inggris seperti Graham Greene, William Golding, dan George Orwell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trauma sejarah direpresentasikan melalui simbol kehancuran fisik seperti reruntuhan kota, tokoh-tokoh yang mengalami gangguan psikologis, dan tema disintegrasi moral serta pengasingan individu. Karya sastra Inggris pasca-perang tidak hanya menjadi medium untuk merefleksikan pengalaman traumatis, tetapi juga menawarkan ruang untuk merekonstruksi identitas dan memahami kompleksitas masa lalu. Melalui analisis ini, penelitian memberikan kontribusi dalam memahami hubungan antara sastra, trauma kolektif, dan sejarah, sekaligus menyoroti relevansi karya-karya tersebut dalam konteks kontemporer.
Copyrights © 2025