Artikel “Legenda Malin Kundang suatu Kajian Struktural Lévi-Staruss” membicarakan makna yang terkandung dalam legenda Malin Kundang. Makna legenda tersebut dilihat dari sudut pandang struktural yang digagas oleh Lévi-Staruss. Untuk menemukan makna dalam legenda tersebut penulis menggunakan metode analisis struktural yang ditawarkan Lévi-Staruss tersebut. Dalam hal ini Lévi-Staruss” mengistilahkan mytheme (miteme) dan ceriteme. Dengan metode tersebut penulis mendapatkan hasil bahwa legenda Malin Kundang tidak menggambarkan sistem Matrilineal. Hal itu terlihat dengan tidak adanya tokoh mamak dalam legenda Malin Kundang. Selain itu, juga tergambar dari tempat tinggal Malin Kundang yang memperlihatkan keluarga inti. Akan tetapi, dilihat dari nama tokoh cerita, legenda tersebut memperlihatkan ciri keminangkabauan. Kemudian, budaya merantau yang digambar dalam legenda itu merupakan salah satu konsep penting dalam budaya Minangkabau. Dengan demikian, legenda Malin Kundang merupakan cerita simbolis. Malin Kundang dikisahkan tidak mengakui ibunya. Artinya, dia menggugat keberadaan ibu dan menafikan simbol penting dalam sistem matrilineal Minangkabau dan ajaran Islam yang mengagungkan dan memuliakan ibu. Oleh karena itu, akibat perbuatannya Malin Kundang dan Kapalnya menjadi batu.
Copyrights © 2021