Perceraian orang tua merupakan salah satu peristiwa yang dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Konflik keluarga yang terjadi sebelum, selama, atau setelah perceraian dapat memicu berbagai gangguan emosional seperti stres, kecemasan, depresi, hingga penurunan harga diri. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika intervensi psikologis pada remaja pasca konflik perceraian orang tua. Beberapa pendekatan intervensi yang dikaji meliputi terapi berbasis rasa syukur (Gratitude Cognitive Behavioral Therapy), terapi filial, terapi pemaafan (Forgiveness Therapy), dan pelatihan mindfulness. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendekatan-pendekatan tersebut mampu meningkatkan resiliensi, regulasi emosi, dan kesejahteraan subjektif remaja. Artikel ini memberikan rekomendasi untuk implementasi program intervensi yang komprehensif, termasuk keterlibatan konselor, dukungan komunitas, serta pendidikan kepada orang tua terkait strategi co-parenting. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis dalam mendukung pemulihan psikologis remaja yang terdampak konflik keluarga.
Copyrights © 2025