Partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia masih sangat rendah, termasuk di Kampung KB Pangkalan Masyhur, Medan Johor. Pada tahun 2025 jumlah pasangan usia subur (PUS) mencapai 3.262 jiwa, namun pengguna kontrasepsi pria hanya 0,8% untuk kondom dan 0,1% untuk vasektomi. Kondisi ini berdampak pada masih tingginya angka kelahiran yang berimplikasi pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Beberapa faktor penyebab rendahnya partisipasi pria adalah kurangnya dukungan keluarga, pandangan negatif dan mitos, serta minimnya akses informasi mengenai kontrasepsi pria. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode pemberdayaan melalui lima tahap: persiapan, sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan, penerapan teknologi, serta pendampingan dan evaluasi. Media utama yang digunakan adalah aplikasi E-Leaflet SIKOPRI (Sistem Informasi Kontrasepsi Pria), didukung leaflet, poster, dan buku saku. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan cara penggunaan kontrasepsi pria, perubahan sikap suami yang lebih positif terhadap KB pria, serta meningkatnya keterlibatan keluarga dalam pengambilan keputusan ber-KB. Capaian nyata ditunjukkan dengan adanya tiga akseptor vasektomi baru dan peningkatan pengguna kondom sebanyak 15 orang dalam tiga bulan. Program ini berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 3.7 tentang kesehatan reproduksi dan poin 5 tentang kesetaraan gender. Inovasi E-Leaflet SIKOPRI terbukti efektif dalam meningkatkan partisipasi pria dalam program KB.
Copyrights © 2025