Nilai dalam aktivitas seni dilibatkan dalam suatu prosesi seringkali dipandang sebagai bentuk pemujaan yang patut disokong secara nyata pada praktiknya. Hal demikian tidak saja akan menimbulkan berbagai dampak terhadap upacara yang dilakukan. Aspek pendidikan yang ternyata terkandung di dalamnya dipandang sebagai bentuk praktik nyata yang tidak didasarkan pada nilai untung rugi secara matirial melainkan ada nilai penting secara psikologis sebagai penggerak ritual. Kajian ini bertujuan untuk membahas masalah nilai pendidikan yang terkandung dalam proses ngayah wali di pura Gunung Agung Lebah desa Ubud Kecamatan Ubud Gianyar. Lewat pendekatan metoda kualitatif mencoba untuk memanfaatkan data primer dan sekunder yang didukung oleh data observasi partisipan, mengurai secara verbal keterlibatan pengkaji dan pelaku lainnya dalam kegiatan pengabdian ini untuk memperoleh hasil yang dapat menjawab dan menjelaskan nilai pendidikan tentang ngayah wali. Hal yang kemudian menjadi temuannya adalah bahwa ritual upacara di pura agung Gunung lebah dipraktikan seni tabuh lelambatan sebagai penyajian sakral saat upacara dilaksanakan. Nilai yang terkandung dalam praktiknya menunjukan bahwa kegiatan wali dimaksud menguatkan keyakinan masyarakat dan pelaku seni secara psikologi tentang keiklasan dalam beryadnya. Nilai keiklasan yang memaknai ketulusan dalam penyajian, dan juga menjaga hubungan bathin antara pelaku dan pemilik pura. Secara nyata menguatkan kembali penguasaan seni tabuh wali dalam upacara wali sebagai bentuk sajian bunyi sakral sebagai pemenuhan syarat dalam upacara.
Copyrights © 2025