Articles
SENI TRADISI JOGED BUMBUNG DIANTARA TONTONAN ESTETIK DAN ETIK
Winyana, I Nyoman
VIDYA SAMHITA Vol 1, No 1 (2015): RELASI KUASA GENDER DAN IDENTITAS BERAGAMA
Publisher : VIDYA SAMHITA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (356.323 KB)
Seni joged bumbung adalah salah satu seni pertunjukan yang tumbuh di tengah tengah masyarakat agraris. Menjelma menjadi seni popular di kalangan masyarakat tertentu karena keberanian sekaa joged Bumbung yang tumbuh di Desa Sinabun, Sawan, Buleleng, membawa pada konsep bentuk estetika yang dipengaruhi oleh budaya banalistik. Kenorakan dalam melawan kemapanan nilai etika yang ada di tengah-tengah masyarakat membuat isu seni joged bumbung dianggap menodai etika seni.Tulisan ini berangkat dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan mengandalkan data lapangan. Metode yang diterapkan bersumber pada data primer dan sekunder di mana data yang terkumpul dilakukan melalui wewancara langsung dengan kreator atau pelaku seni.Hasilnya menunjukan bahwa sekaa seni joged bumbung itu dapat terwujud karena di dalam pengkemasannya memegang prinsip pasar yang mengarah pada budaya kapital. Hal itu mempengaruhi tindakan para pelaku untuk berada di luar jalur estetika yang berkembang sebelumnya. Pada kelompok masyarakat tertentu seni joged bumbung Sinabun (ngebor) menjadi popular namun di sisi lain memunculkan tindakan skiptis karena dianggap dapat mencemari budaya seni Joged bumbung. Kata Kunci ; Seni joged Bumbung Sinabun, Etika dan Estetika
Marginalization of Genggong Art in Batuan Villages in the Global Era
Winyana, I Nyoman;
Suarka, I Nyoman;
Sugiarta, I Gde Arya
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 2, No 4 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29103/ijevs.v2i4.2553
Genggong performance art is a form of art in Batuan Village. Its existence in the midst of community life is closely related to the tourism industry. Its presence is currently increasingly squeezed by the Golbal culture which is not only present from modern (calcic) traditional arts but also contemporary culture. If it is left out it is not impossible that Genggong art will disappear. It can also erase the local cultural identity in Batuan Village. Efforts to optimize Genggong's art at this time are a problem. This not only arises because of internal problems from the Genggong actors themselves, but also externally the network that was cut off was often caused by factors playing in it. The importance of making this Genggong art present in Batuan is none other than the icon of the Batuan Culture village which has become a tourist village, worth fighting for given that cultural richness is a hallmark of genius society. In addition to optimizing the Genggong art, it has the opportunity to be a more useful touristic spectacle. The impact of the Genggong art problem in Batuan Village will also be a pilot project for the arts of the same fortune in the global era. In addition, financially the actors involved in it feel they have the opportunity to earn a fortune and protection. This study uses a cultural study approach that is more focused on solving problems to raise the issue of marginalization with cultural theories. It seems that through qualitative methods explanations can find a deeper analysis. Resolving the Genggong art problem can be a model for other traditional arts that also suffer a similar fate. The findings of this study at least give rise to a new awareness to jointly provide a way out of traditional Balinese art so that it can be enjoyed more broadly over time.
KECAK RAMAYANA DAN BALLET RAMAYANA WAKIL UNHI DI PENTAS INTERNATIONAL “KUMBH MELLA†TRIVANI, ALLAHABAD, ULTRA PARADESH INDIA UTARA
Ida Ayu Gde Yadnyawati;
I Nyoman Winyana;
I Wayan Sukadana;
I Made Sugiarta;
I Wayan Sudiarsa;
I Made Sudarsana;
Pande Gde Eka Mardiana;
Ida Bagus Putu Darmayasa;
I Ketut Gede Rudita;
I Luh Putu Wiwin Astari;
Ida Ayu Prayitna Dewi;
I Gusti Ayu Suasthi;
Cokorda Putra
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 3 No 2 (2019): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1646.429 KB)
|
DOI: 10.32795/jsb.v3i1.520
Pengaruh dan penyebaran Ramayana sebagai sebuah konsep cerita yang bersumber dari sastra Ramayana tidak dipungkiri telah menyebar di Indonesia semenjak Hindu dikenalkan. Ada berbagai sumber yang dapat dijadikan bukti hidupnya cerita Ramayana di dalam kehidupan masyarakat Hindu khususnya. Di Bali sendiri cerita ramayana tidak saja menjadi pergulatan pengamat budaya khususnya sastra-sastra yang seringkali secara eksis digemakan lewat bentuk seni budaya. Kecak merupakan salah satu bentuk karya seni pertunjukan klasik yang mengambil inspirasi dari cerita Ramayana. Sangat beralasan ketertarikan karena menggugah pandangan masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadikan bentuk bentuk garapan semakin menarik. Kecak yang seringkali diasosiasikan dengan kera tampaknya memberikan sentuhan harmoni musikal yang sangat tepat dengan latar budaya Ramayana. Ketokohan yang mengagumkan diperlihatkan oleh Hanoman atau kera berbulu putih yang senantiasa hadir demi menjaga dharma atau kebenaran dianggap menjadi inspirasi di dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali Inspirasi tersebut tampaknya menjadi alasan kuat bagi seorang peneliti India untuk memperlihatkan kepada dunia tentang pengaruh wiracerita yang dianggap berhasil menginspirasi masyarakat dunia.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) KETAHANAN PANGAN PEDESAAN KERTHALANGU DENPASAR TIMUR
I Nyoman Winyana;
Ni Made Indah Resiyana Putri
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 7 No 2 (2021): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Community service is one of the important commitments made by universities in the context of blending in with the community. The existence of academics in the development of rural communities is at the same time a measure of the existence of universities in collaborating with rural communities. One form of PKM carried out by the Unhi campus community in 2021 is to build a village to care for the earth. Through the thematic KKN 2021, namely the village of kala Tatwa 'Ausadhining Bumi' which means glorifying plants on earth with the concept of "kala patra village or mawacara village". The 2021 KKN is carried out with a slightly different method than before. This is because during the pandemic period, it is still not possible to have face-to-face meetings, in addition to complying with health porkes. In fact, important meetings also require face-to-face activities, only that the treatment is more adapted to the COVID-19 health regulations. This PKM focuses on the important role of maintaining food security at the government and community levels. Food management carried out in the community of Kerthalangu village is important for KKN 2021 participants, not only as a learning discourse but also expected to be able to contribute to the community to give birth to new things in the field of food security
PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GENERASI PENERUS BANGSA
Ida Ayu Gde Yadnyawati;
I Nyoman Winyana
WIDYANATYA Vol 2 No 02 (2020): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/widyanatya.v2i02.1043
Terjadinya kekacauan di dalam bertata negera ditunjukan dengan adanya penyimpangan perilaku. Penyimpangan yang melawan arus perilaku normal dan berkarakter. Ada banyak korupsi dan pencurian yang membawa kondisi tidak sesuai dengan harapan bersama. Tujuan dari artikel ini adalah peningkatan karakter generasi penerus bangsa sebagai harapan masa depan bangsa yang berkeadilan. Menempatkan peran perguruan tinggi dalam membawa mahasiswa menjadi berkarakter. Melalui pendekatan kualitatif dan beberapa pendekatan teoretis, kajian ini juga menggunakan pendekatan studi dokumentasi dan observasi di dalam memperoleh kesimpulan. Adapun temuannya menunjukan bahwa lemahnya karakteristik generasi muda sangat memungkinkan terjadinya penyelenggaraan degradasi moral dan hal itu dapat menggangu kehidupan bangsa secara umum.
Metode Pembelajaran Gamelan Selonding Pada Sekaa Gong Sabha Winangun, Dalam Siatuasi Pandemi Covid-19
I Wayan Sukadana;
I Komang Alit Juniarta;
I Nyoman Winyana
WIDYANATYA Vol 3 No 2 (2021): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan SeniÂ
Publisher : UNHI PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/widyanatya.v3i2.2120
Education innature means generally includes all the efforts and deeds of the old generation to transfer their experience, knowledge, their wealth and skills to the younger generation to enable them to perform their life functions inthe same association as best aspossible. The covid-19 pandemic in May 2020, causing the paralysis of all sectors of life including the Education sector. Nonformal education becomes one of the alternative options for students to fill their free time, one of which is learning gamelan. Learning Gamelan Selonding is one of non-formal education. Based on this, the problems that can be proposed are: How the Method of Learning Gamelan Selonding On Sekaa Gong Sabha Winangun In Siatuasi Pandemic Covid-19To dissect the problem is used Constructivism Theory. Data is collected by observation, interview, and study of document results. After the data is collected then analyzed with qualitative descriptive techniques. The results of this study in the form of Gamelan Selonding Learning Method is the first strategy to introduce gamelan selonding including the names of instruments, always reminding to obey prokes such as using masks during training, washing hands before arranging gamelan and approaching by teaching positive habits. The second is preparing methods to convey gending materials, especially during the current pandemic such as audio visual methods, listening methods, sectoral methods.
PANDEMIK DAN BELAJAR SECARA DARING DI PRODI KARAWITAN FAKULTAS PENDIDIKAN UNHI DENPASAR
I Nyoman Winyana;
pande gede eka mardiana
WIDYANATYA Vol 4 No 1 (2022): Widyanatya: Jurnal Pendidikan Agama dan Seni
Publisher : UNHI PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
The COVID-19 pandemic has brought about a major change in learning traditions. Likewise, what happened in the Hindu religious music education study program at Denpasar University. It is interesting to study because the change in the process may have had an impact. This study does not seem to have received serious attention from intellectual circles. Learning problems that are applied online systems are often seen as the right method process during a pandemic. The question is how the system's online learning process is implemented and what impact will it have if it is applied to the Hindu religious Karawitan Education study program. The purpose of this study is to find answers to the success and other impacts experienced when online systems are applied in learning. The approach used in this study is to use a qualitative approach in which data is obtained through direct and indirect data. The behavioritic learning theory approach which emphasizes the process of structured knowledge obtained due to the stimulus to give birth to more complete knowledge is an important reference in this study. The results of this study found that the weaknesses and strengths that were observed in the online system showed that there were several obstacles in communication that determined the end of achieving goals that were less than optimal. ABSTRAK Pandemik corona 19 telah membawa perubahan besar pada tradisi pembelajaran. Demikian juga hal nya apa yang terjadi di prodi pendidikan karawitan keagamaan Hindu Universitas Denpasar. Menarik dikaji karena perubahan proses itu mungkin saja telah memberi dampak. Kajian ini tampaknya belum mendapat perhatian serius dari kalangan intelektual. Permasalahan pembelajaran yang diterapkan secara online sistem seringkali dipandang sebagai proses metoda yang tepat di saat pandemic. Pertanyaannya adalah bagaimana proses pembalajaran online sistem itu diterapkan dan dampak apa yang terjadi bila diterapkan pada prodi Pendidikan Karawitan keagamaan Hindu. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas keberhasilan dan dampak lainnya yang dialami ketika online sistem diterapkan dalam pembelajaran. Adapun pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif di mana data yang diperoleh lewat data langsung dan tak langsung. Pendekatan teori belajar behavioritik yang menekankan pada proses pengetahuan secara tersetruktur yang diperoleh karena adanya rangsangan untuk melahirkan pengetahuan yang lebih lengkap menjadi rujukan penting dalam kajian ini. Hasil kajian ini menemukan bahwa kekurangan dan kelebihan yang terpantau dalam sistem online menunjukan adanya beberapa hambatan dalam komunikasi yang menentukan akhir dari pencapaian tujuan yang kurang maksimal.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL MAHABHARATA KARYA NYOMAN S. PENDIT
Ni Made Surawati;
I Nyoman Winyana;
I Putu Pramana Andi Wiguna
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Artikel ini membahas pentingnya pendidikan karakter diberikan kepada peserta didik di era globalisasi. Nilai pendidikan karakter ini diambil dari sebuah Novel Mahabharata karya Nyoman. S. Pendit dan diberikan kepada peserta didik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penyebaran quisioner kepada peserta didik. Kemudian menggunakan teknik analisis data deskriptif. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini yakni nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Mahabharata karya Nyoman S. Pendit seperti; pendidikan karakter cinta damai, pendidikan karakter cinta tanah air, pendidikan karakter kerja keras, pendidikan karakter jujur, pendidikan karakter kreatif, pendidikan karakter religius, dan pendidikan karakter tanggung jawab, mampu diterapkan oleh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Atap Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dengan baik.
METODE BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 3 SANUR
Ni Made Surawati;
I Nyoman Winyana;
Ni Putu Eka Sariani
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32795/vw.v5i2.3434
Mengacu dengan fungsi guru sebagai tenaga pendidik yang akan menuntut dan membimbing siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang dalam halnya ini guru dituntut kreatif dalam memberikan suatu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang dengan pesat. Bentuk kombinasi dari pembelajaran tatap muka dengan perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu metode dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode blended learning. Metode blended learning adalah sebuah metode pengajaran akibat dari keterbatasan waktu, tempat, dan situasi, sehingga pembelajaran ini akan meningkatkan interaksi pembelajaran antara guru dengan siswa. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Data yang terkumpul kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada guru untuk dapat menerapkan metode blended learning dalam pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti pada siswa kelas v di SD Negeri 3 Sanur. Sekolah dasar patut mengembangkan pola Pendidikan yang menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning agar pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa di masa pandemi covid-19.
KAYU PULE SEBAGAI MEDIA PEMBUAT TOPENG BALI
I Putu Gede Padma Sumardiana;
I Wayan Sukadana;
I Nyoman Winyana
WIDYANATYA Vol 5 No 1 (2023): WIDYANATYA: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI
Publisher : UNHI PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Masyarakat Bali memiliki aktivitas keagamaan, seni dan budaya yang melibatkan atau menggunakan topeng (tapel). Seiring perkembangannya, topeng-topeng yang di buat dari kayu dengan berbagai ukuran, digunakan dengan tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, dinamika budaya topeng di Bali juga diwarnai dengan munculnya topeng-topeng ciptaan baru hasil olah kreativitas para seniman setempat. Hal ini mengisyaratkan bahwa budaya topeng Bali terus hidup dan berdegup sesuai denyut kreativitas senimannya. Penulis pada kesempatan kali ini menggunakan pendekatan secara kualitatif karena metode ini dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dibalik fenomenayang belum diketahui oleh orang banyak. Topeng atau tapel bali pada umumnya dibuat dari kayu yang dipercaya memiliki unsur magis atau pun memiliki nilai sakral Kata kunci: Kayu Pule, Media, Topeng Bali ABSTRACT Balinese people have religious, artistic and cultural activities that involve or use masks (tapel). As it develops, masks made of wood of various sizes are used for different purposes. Apart from that, the dynamics of mask culture in Bali is also marked by the emergence of new masks created by the creativity of local artists. This indicates that Balinese mask culture continues to live and beat according to the pulse of the artist's creativity. The author on this occasion uses a qualitative approach because this method can be used to reveal and understand something behind a phenomenon that is not known by many people. Balinese masks or tapels are generally made of wood which is believed to have magical elements or has sacred values Keywords: Pule Wood, Media, Balinese Mask