Pringgasela dikenal dengan tenun ikat tradisionalnya yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Suku Sasak. Aktivitas menenun ini ternyata mengandung berbagai prinsip fisika, sehingga berpotensi menjadi media pembelajaran yang kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menjadikan pembelajaran fisika lebih relevan dan bermakna dengan mengidentifikasi serta menganalisis konsep-konsep fisika yang secara alami diterapkan dalam proses menenun. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap proses menenun kain ikat di Desa Pringgasela, Lombok Timur, serta wawancara mendalam dengan para penenun tradisional. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menemukan keterkaitan antara aktivitas menenun dan konsep-konsep fisika.Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip fisika diterapkan secara alami dalam setiap tahap proses menenun. Konsep-konsep seperti tegangan, tekanan, gaya gesek, elastisitas, dan kestabilan tampak dalam kegiatan menarik benang, mengatur kerapatan tenunan, serta menjaga ketegangan alat tenun. Praktik menenun ini telah diwariskan secara turun-temurun, menunjukkan adanya pemahaman praktis tentang prinsip fisika dalam budaya lokal. Temuan ini membuktikan bahwa kegiatan menenun dapat dijadikan media pembelajaran berbasis etnofisika. Dengan mengintegrasikan konsep fisika ke dalam konteks budaya lokal, peserta didik dapat belajar secara lebih kontekstual dan bermakna. Pendekatan etnofisika ini tidak hanya memperkaya proses pembelajaran fisika, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian kearifan lokal masyarakat Pringgasela.
Copyrights © 2025