Abstrak “Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran modal sosial dalam meningkatkan kesejahteraan pemulung barang bekas di Kota Bengkulu. Di tengah keterbatasan akses terhadap sumber daya finansial, pemulung sering kali bergantung pada jaringan sosial sebagai bentuk dukungan ekonomi dan emosional. Namun, kepercayaan, norma kolektif, dan struktur jaringan antaranggota komunitas belum sepenuhnya optimal dalam mendorong kolaborasi dan pertukaran informasi harga yang efektif. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini dilakukan di komunitas pemulung di kawasan Balai Buntar, Bengkulu. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik snowball sampling, memungkinkan peneliti menjangkau informan yang sulit diakses secara langsung, dari teknik tersebut didapatkan 20 sampel data pemulung dan dilakukan pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, kemudian divalidasi melalui triangulasi sumber. Analisis data mengacu pada model Miles dan Huberman yang mencakup reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa kekuatan ikatan sosial dan tingkat kepercayaan antaranggota komunitas memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan volume pengumpulan barang bekas serta stabilitas pendapatan. Dengan demikian, modal sosial terbukti menjadi aset penting yang membantu pemulung mengatasi keterbatasan ekonomi dan memperkuat ketahanan hidup mereka di tengah ketidakpastian”. Kata Kunci: modal sosial, pemulung, jaringan sosial, kesejahteraan
Copyrights © 2025