Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi deepfake di masyarakat dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Latar belakang penelitian ini berangkat dari fenomena meningkatnya penggunaan deepfake pada media sosial, baik untuk kepentingan hiburan maupun penyalahgunaan informasi. Permasalahan utama adalah bagaimana masyarakat memandang kemudahan penggunaan (perceived ease of use), kemanfaatan (perceived usefulness), sikap terhadap penggunaan (attitude toward using), dan intensi perilaku penggunaan (behavioral intention to use) terhadap teknologi deepfake. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan kepada 20 responden di wilayah Tangerang. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan menggunakan analisis Pearson Product Moment dan Cronbach’s Alpha dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil pengujian menunjukkan seluruh item pernyataan valid (r-hitung > r-tabel) dan reliabel (α = 0,969 ≥ 0,6). Analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai teknologi deepfake mudah digunakan serta bermanfaat untuk produksi konten digital. Hasil penelitian membuktikan bahwa persepsi kemudahan dan manfaat berpengaruh positif terhadap sikap, yang pada akhirnya memengaruhi niat perilaku untuk menggunakan deepfake. Penelitian ini menegaskan relevansi model TAM dalam memahami penerimaan teknologi baru di masyarakat. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa deepfake berpotensi diterima masyarakat apabila digunakan secara etis dan bertanggung jawab
Copyrights © 2025