Pembatasan asupan kalori selama berpuasa dapat menurunkan berat badan, namun juga memiliki risiko perburukan fungsi ginjal pada pasien dengan penyakit ginjal diabetik. Rasio albumin kreatinin merupakan salah satu penanda perburukan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan rasio albumin kreatinin urin sebelum dan setelah berpuasa pada pasien penyakit ginjal diabetik. Penelitian ini merupakan penelitian cohort prospektif yang dilakukan mulai 1 Maret 2024-31 Mei 2024 di Poliklinik Endokrin dan poliklinik ginjal Hipertensi Rumah sakit dr Zainoel Abidin, melibatkan subyek penyakit ginjal diabetik yang menjalani puasa Ramadhan minimal 7 hari berturut, usia > 18 tahun, proteinuria +1 atau lebih berdasarkan urinalisis dan kriteria ekslusi adalah sindroma nefrotik atau penyaki glomerulus dan lupus eritematosus sistemik. Perbandingan kadar albumin kreatinin rasio sebelum dan setelah puasa Ramadhan menggunakan uji T-test berpasangan bila distribusi data normal dan uji Wilcoxon bila distribusi data tidak normal dengan tingkat signifikansi pengambilan keputusan pada p<0.05. Penelitian melibat 37 subyek dengan penyakit ginjal diabetik, laki laki lebih banyak dari Perempuan (54,1 %) dengan rerata usia 51,41±9,39 tahun. Median Rasio Albumin kreatinin sebelum puasa Ramadhan adalah 1359(10,57-12442) mg dan 1015(7,89-9764) mg setelah 7 hari menjalani puasa. Perbandingan rasio albumin kreatinin urin pada pasien penyakit ginjal diabetik sebelum dan sesudah puasa Ramadhan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik dengan nilai P 0,140. Simpulan: terdapat penurunan rasio albumin kreatinin namun tidak berbeda secara statistik.
Copyrights © 2025