Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, termasuk di Provinsi Gorontalo dengan prevalensi mencapai 23,8%. Desa Dimito sebagai salah satu lokus intervensi menghadapi tantangan rendahnya kapasitas kader kesehatan dalam pencegahan stunting dan penanganan kegawatdaruratan dasar. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas kader melalui pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta penerapan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, pelatihan langsung, simulasi, serta pendampingan oleh dosen dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest untuk menilai peningkatan pengetahuan kader. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan, dimana pada pretest terdapat 9 kader (64,3%) dengan skor ≤65 dan hanya 5 kader (35,7%) dengan skor >65. Setelah post test, 13 kader (92,9%) memperoleh skor >65 dan hanya 1 kader (7,1%) yang masih berada pada kategori ≤65. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan efektif dalam meningkatkan pemahaman kader mengenai sanitasi lingkungan dan keterampilan dasar penanganan kegawatdaruratan. Selain menghasilkan booklet, publikasi ilmiah, dan media edukasi, kegiatan ini juga memperkuat peran kader sebagai agen perubahan dalam mendukung pencegahan stunting dan kesiapsiagaan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat desa serta mendukung pencapaian target nasional penurunan prevalensi stunting menuju pembangunan kesehatan berkelanjutan.
Copyrights © 2025