This study explores the intersection between Islamic values and local traditions by analyzing the concept of women’s honor in the Qur’an and its implementation in the Sesan tradition of the Lampung Pepadun community in Indonesia. As an essential component of Pepadun marriage customs, Sesan symbolizes both material readiness and social expectations toward women. The purpose of this study is to assess the extent to which the Sesan tradition aligns with or diverges from Islamic teachings on women’s dignity and roles. Employing a qualitative ethnographic approach, the research integrates textual analysis of Qur’anic verses and classical tafsīr with field data collected through observations and interviews in Kiling-Kiling Village, Way Kanan Regency. Informants include customary leaders, women involved in the Sesan ritual, and local religious scholars. The findings reveal a fundamental convergence between Islamic values and the Sesan tradition, particularly in emphasizing respect for women, the seriousness of marriage commitments, and men’s moral responsibilities toward women. However, significant differences emerge in the modes of expression and normative foundations. The Qur’an articulates women’s honor through spiritual principles and universal ethics, while Sesan expresses it through material symbols and localized social structures. The study concludes that while both frameworks aim to uphold women’s dignity, they differ in their modes of manifestation and normative bases. Abstrak: Penelitian ini mengeksplorasi persinggungan antara nilai-nilai Islam dan tradisi lokal dengan menganalisis konsep kehormatan perempuan dalam Al-Qur’an serta implementasinya dalam tradisi Sesan di masyarakat Lampung Pepadun. Sebagai bagian penting dari adat pernikahan, Sesan melambangkan kesiapan materi sekaligus ekspektasi sosial terhadap perempuan. Tujuan penelitian ini adalah menilai sejauh mana tradisi Sesan sejalan atau berbeda dengan ajaran Islam tentang martabat dan peran perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografis yang dipadukan dengan analisis tekstual terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan tafsir klasik. Data lapangan diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan tokoh adat, perempuan pelaku tradisi Sesan, serta ulama lokal di Desa Kiling-Kiling, Kabupaten Way Kanan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan nilai fundamental antara Islam dan tradisi Sesan, terutama dalam penghormatan terhadap perempuan, keseriusan dalam pernikahan, dan tanggung jawab moral laki-laki terhadap perempuan. Namun, terdapat pula perbedaan yang menonjol dalam bentuk ekspresi dan landasan normatifnya. Al-Qur’an menekankan kehormatan perempuan melalui pendekatan spiritual dan nilai-nilai universal, sedangkan Sesan mengekspresikannya melalui simbol-simbol material dan struktur sosial lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam dan tradisi Sesan memiliki tujuan yang sama dalam menjaga martabat perempuan, namun berbeda dalam bentuk manifestasi dan fondasi nilai.
Copyrights © 2025