Berpikir. kritis merupakan salah satu dari keterampilan 6C yang perlu dikuasai peserta didik pada abad ke-21, terutama dalam pembelajaran IPA untuk menafsirkan informasi, menemukan solusi, serta mengidentifikasi masalah. Hasil observasi di MTsN 3 Padang menunjukkan keterampilan berpikir kritis peserta didik belum optimal karena pembelajaran masih didominasi oleh guru dan belum pada siswa, sehingga diperlukan inovasi melalui model CBL yang menekankan analisis kasus nyata melalui diskusi. Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimen dengan desain non-equivalent.control group design . Sampel penelitian ditetapkan dengan teknik purposive sampling, yakni kelas VIII.6 sebagai kontrol dan VIII.8 sebagai.eksperimen. Instrumen tes berupa tes uraian (esai), lembar observasi, dan angket respon peserta didik. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial melalui uji-t. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa CBL berdampak positif terhadap keterampilan berpikir kritis dengan capaian tertinggi pada indikator evaluasi (83,59%) dan terendah pada indikator eksplanasi (78,51%), keterlaksanaan pembelajaran tergolong sangat baik (95,8%), serta respon siswa mayoritas positif. Dengan demikian, CBL terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, baik dari segi pemahaman konsep, analisis informasi, maupun partisipasi aktif dalam pembelajaran.
Copyrights © 2025