Air sebagai sumber daya vital hanya 20% dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik, sementara 80% menjadi limbah yang dibuang ke drainase, mengancam fungsi optimal sistem drainase di kawasan perumahan. Penelitian di Perumnas Lingkungan Anyar Sari, Jembrana, bertujuan menilai kinerja drainase dan mengidentifikasi hubungan antara pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaannya. Metode kuantitatif digunakan dengan pengumpulan data melalui observasi, kuesioner (30 responden), dan wawancara, dianalisis menggunakan uji validitas (korelasi Spearman), reliabilitas (Cronbach’s Alpha), serta penilaian kinerja berdasarkan kriteria Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hasil penelitian menunjukkan 57% ruas drainase memerlukan pemeliharaan preventif (skor 70-90), sementara 43% butuh tindakan korektif (skor 50-70) akibat sedimentasi, sampah, dan kerusakan fisik. Masyarakat memiliki pemahaman tinggi (77,83%) tentang fungsi drainase sebagai penyalur air hujan dan limbah, namun kepeduliannya rendah (74,83%), ditunjukkan oleh minimnya partisipasi dalam pembersihan, pelaporan kerusakan, atau perbaikan swadaya. Uji instrumen mengonfirmasi keandalan data dengan korelasi Spearman 0,8 dan Cronbach’s Alpha 0,57-0,59. Kesimpulannya, meski pemahaman masyarakat memadai, partisipasi dalam pemeliharaan masih kurang, sehingga diperlukan strategi kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, seperti sosialisasi rutin, pembentukan kelompok swadaya, dan penegakan aturan. Penelitian ini menekankan pentingnya evaluasi berkala dan pendekatan partisipatif untuk meningkatkan keberlanjutan sistem drainase, mencegah banjir, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Temuan ini relevan bagi pengelolaan drainase berkelanjutan di kawasan permukiman dengan karakteristik serupa.
Copyrights © 2025