Batugamping Formasi Rajamandala sangat menarik untuk diteliti karena batuannya tersingkap secara luas di permukaan. Batugamping terbentuk di wilayah laut dangkal yang tersingkap menjadi perbukitan karena gejala tektonik berupa subduksi dan lipatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui sebaran fasies batugamping. Penelitian ini meliputi, pengambilan data pada frekuensi 75 MHz, pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ReflexW, dan interpretasi data lapangan. Data bor digunakan untuk membantu interpretasi sebaran fasies dalam arah vertikal. Frekuensi antena yang digunakan adalah 75 MHz. Penggunaan frekuensi ini memberikan kemampuan resolusi yang cukup baik dengan jangkauan kedalaman yang memenuhi target. Proses pengolahan data GPR dilakukan dengan tahapan, penapisan noise, penguatan sinyal gelombang, proses bandpass frekuensi, dekonvolusi, stack trace, migrasi kirchoff, penapisan f-k-filter, dan penerapan koreksi statik. Data yang sudah diolah kemudian diinterpretasi dan dianalisis sehingga didapatkan sebaran fasies dan struktur batugamping. Daerah Cikamuning sekitar sumur X merupakan daerah slope dari terumbu, karena didominasi oleh fasies batugamping packstone-grainstone dan floatstone-rudstone dengan arah pengendapan timurlaut - baratdaya.
Copyrights © 2016