Pendidikan inklusif memberikan kesempatan kepada setiap anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), untuk belajar bersama dalam lingkungansekolah yang sama. Namun, keberadaan ABK di sekolah umum tidak secaraotomatis menciptakan suasana yang inklusif, terutama jika dukungan sosial dari teman sebaya tidak terwujud. Artikel ini membahas pentingnya peran teman sebaya dalam mendukung siswa slow learner berdasarkan hasil observasi di salah satu SMP negeri. Temuan menunjukkan bahwa siswa ABK mengalamiketerbatasan interaksi sosial, minim penerimaan dari teman sebaya, serta tidak mendapat dukungan emosional dan akademik yang cukup. Peran teman sebaya seharusnya bukan hanya sebagai rekan di kelas, tetapi juga sebagai jembatan pembentuk empati dan keberhasilan sosial siswa ABK di lingkungan inklusif.
Copyrights © 2025