Kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan tantangan penting di daerah dengan potensi tinggi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Desa Balongga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, merupakan salah satu wilayah yang setiap tahun berisiko terdampak bencana tersebut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi konservasi tanah dan air, mengembangkan pola agroforestri berkelanjutan, serta meningkatkan kapasitas petani melalui pendekatan pendidikan, penelitian, dan kolaborasi berbasis Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM). Metode yang digunakan adalah educational and participatory approach melalui penyuluhan, Focus Group Discussion (FGD), dan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menempatkan masyarakat sebagai mitra aktif sejak perencanaan hingga evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kapasitas petani dalam tiga aspek utama, yaitu pengelolaan limbah organik menjadi kompos, penerapan teknologi konservasi tanah dan air, serta pengembangan pola agroforestri. Demplot kompos mampu mengurangi limbah kulit kakao hingga ±60%, teknologi konservasi memperbaiki kualitas lahan dengan menekan erosi, dan pola agroforestri terbukti meningkatkan pendapatan sekaligus menjaga fungsi ekologi. Keberhasilan ini diperkuat dengan partisipasi aktif masyarakat serta dukungan multi-pihak, sehingga program menjadi lebih adaptif dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, kegiatan ini membuktikan bahwa pendekatan partisipatif berbasis MBKM efektif dalam meningkatkan resiliensi masyarakat dan mendukung pertanian berkelanjutan di wilayah rawan bencana. Model yang dihasilkan berpotensi direplikasi pada daerah lain dengan karakteristik serupa sebagai strategi mitigasi bencana sekaligus peningkatan kesejahteraan petani.
Copyrights © 2025