Kursi lipat (folding chair) pada dasarnya memiliki sistem lipat berbentuk engselsebagai titik tumpu dan peranan penting yang harus lebih diperhatikan. Di masyarakat,penggunaan kursi lipat yang agresif dan intensif membuat engsel pada sistem lipatmenjadi aus yang mengakibatkan rangka kursi terkikis dan engsel menjadi longgar bahkanpatah. Dengan ini kursi lipat menjadi kurang tahan lama dan menjadi sampah furnitureyang menumpuk sehingga dapat merusak lingkungan. Pada salah satu industri, PT ChitoseIndonesia Manufacturing merupakan perusahaan yang menjual kursi lipat dengan tingkatminat paling tinggi di Masyarakat khususnya pada tipe Yamato HAA, namun juga masihbanyak sekali ditemui kursi lipat Chitose yang mengalami kerusakan. Perancangan inidilakukan untuk mengatasi permasalahan dari sistem engsel yang kurang tahan lamaterfokus pada material pada mekanisme engsel. Dengan penggunaan metode kualitatifpendekatan studi kasus, data diambil dan divalidasi dari pengalaman dan sudut pandangseseorang dengan menganalisa lebih lanjut permasalahan yang terjadi. Perancangandibantu dengan metode SCAMPER karena berangkat dari produk yang sudah adasebelumnya, dimana hasil dari perancangan ini adalah dibuatnya furniture kursi lipatdengan tingkat daya tahan yang lebih tinggi pada aspek mekanisme engsel didukungdengan material rangka kursi yang lebih baik yang tahan lama.Kata kunci: Kursi lipat, furnitur, engsel, aus, Chitose, tahan lama.
Copyrights © 2024