Pendidikan dasar memiliki peran yang sangat penting dalam membangun fondasi kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial peserta didik, di mana matematika memainkan peran krusial dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan pemecahan masalah. Namun, di SD Negeri Kota Bandung, hanya 40% peserta didik yang berhasil mencapai ketuntasan belajar pada materi bilangan cacah. Banyak peserta didik merasa matematika membosankan, sulit, dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) diterapkan, dengan tujuan menghubungkan materi pelajaran dengan identitas budaya peserta didik, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih relevan dan bermakna. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas Culturally Responsive Teaching (CRT) dalam meningkatkan hasil belajar bilangan cacah di kelas V SD. Metodologi penelitian melibatkan observasi, wawancara, dan analisis hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Culturally Responsive Teaching (CRT) secara signifikan meningkatkan pemahaman konsep bilangan cacah dan minat peserta didik terhadap matematika, dengan persentase ketuntasan hasil belajar meningkat dari 26% pada pra-siklus menjadi 86% pada siklus II. Temuan ini menegaskan bahwa Culturally Responsive Teaching (CRT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Oleh karena itu, penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT) sangat dianjurkan untuk pengajaran matematika di kelas V SD, karena pendekatan ini tidak hanya memperbaiki hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan relevansi materi dengan konteks dan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini mendukung pengembangan metode pengajaran yang lebih inklusif dan relevan, serta membuka peluang untuk penerapan Culturally Responsive Teaching (CRT) di sekolah-sekolah lain
Copyrights © 2024