Orangtua mengabadikan tingkah laku anaknya dalam foto dan video adalah sebuah hal yang biasa. Jika dulu seluruh foto dan video hanya dilihat oleh orangtua serta keluarga dekat maka sekarang foto dan video tersebut menjadi konsumsi public. Media sosial ramai dengan unggahan foto dan video tentang anak usia dini. Konten yang diunggah ini menjadi jejak digital bagi anak. Era digital secara dramatis menggeser konteks pribadi ke konteks public. Pergeseran ini menjadi perhatian 15 orang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menganalisis jejak digital anak usia dini sebagai sebuah dilemma. Di satu sisi, unggahan konten tentang anak di media sosial dilihat sebagai bentuk mengikuti tren dan di sisi lain bertentangan dengan hak anak untuk mendapatkan privasi. Kajian kualitatif ini menggunakan metode wawancara semi struktur dan bertujuan untuk menganalisis fenomena jejak digital anak usia dini di era digital ini. Teknologi digital saat ini sering dianggap sebagai ruang untuk membentuk, mewakili, dan mengekspresikan identitas. Namun dalam konteks anak usia dini, ruang tersebut perlu digunakan dengan baik agar tidak memberikan implikasi negative bagi anak di masa depan dan yang lebih penting lagi menghormati hak anak. Di era digital ini, ketergantungan terhadap teknologi digital terus berkembang dan kita harus bijaksana menggunakannya untuk kepentingan terbaik anak.
Copyrights © 2024