Infeksi STH menyerang masyarakat degan akses buruk untuk mendapatkan air bersih, sanitasi dan kebersihan di daerah tropis dan subtropis. Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis dilakukan untuk melihat warna, konsistensi, jumlah, bentuk, bau dan ada tidaknya mukus. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis meliputi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pemeriksaan kualitatif yang biasa dilakukan ada berbagai cara seperti pemeriksaan langsung (Direct slide) metode flotasi pengapungan, metode selotip, teknik sediaan tebal, dan metode sedimentasi. Pada pemeriksaan kuantitatif yang sering digunakan yaitu metode Stoll dan metode Kato Katz. Metode yang akan menentukan derajat infeksi kecacingan. Pemeriksaan feses yang baik adalah pemeriksaan dengan waktu 1-4 jam atau 0 hari dengan menggunakan metode secara langsung untuk mendapatkan hasil yang reserpatif, jika terdapat penundaan pemeriksaan karena suatu kondisi sampel dapat disimpan sampai waktu seminggu dengan menggunakan suhu sesuai standard SOP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan jumlah telur cacing menggunakan metode kato katz pada sampel segera diperiksa dan penundaan selama 24 jam. Metode penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan posttest only group, sampel yang digunakan sebanyak 29 sampel yang didapatkan di alamat Karya Jaya Palembang. Hasil penellitian dilakukan pengujian dengan aplikasi spssyaitu uji wilcoxon yyang didapatkan nilai p= 0,026. Kesimpulan yang didapatkan terdapat perbedaan hasil mikroskopis perbandingan jumlah telur cacing soil transm
Copyrights © 2025