Salah satu kompleksitas utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia ini adalah bagaimana memajukan bangsa dan negara melalui pemasyarakatan teknologi tanpa "mengejutkan" masyarakat terhadap penerapan teknologi itu sendiri.      Di berbagai negara telah dapat dibuktikan bahwa aspek sosial teknologi ternyata justru berkembang lebih kompleks diban-ding aspek teknologinya itu sendiri. Keadaan ini disebabkan oleh kultur masyarakat setempat yang kurang siap menerima kehadiran teknologi secara spontan. Oleh karena itu kalau teknologi dipaksakan kehadirannya pada masyarakat tersebut maka timbullah kejutan-kejutan yang mengakibatkan munculnya gejala disharmoni sosial.      Dalam posisi seperti tersebut di atas maka aspek sosial teknologi akan berkembang menjadi lebih kompleks dibanding aspek teknologinya itu sendiri. Indonesia kiranya merupakan salah satu negara yang belum dapat lepas dari kompleksitas ini.      Untuk menciptakan keseimbangan antara aspek sosial tekno-logi dengan aspek teknologinya itu sendiri maka politeknik menjadi salah satu alternatif. Kehadiran politeknik diharapkan mampu memasyarakatkan teknologi tanpa "mengejutkan" masyarakat. Melalui pendidikan teknologi pada politeknik akan diciptakan tenaga-tenaga terampil tingkat tinggi (high skilled worker) yang potensial guna membangun negara. Jadi dengan demikian maka, diharapkan, kemajuan negara dan bangsa dapat diwujudkan tanpa adanya disharmoni sosial yang menyertainya.
Copyrights © 1988