Kemajuan teknologi digital telah mengubah industri media dengan munculnya platform media on-demand seperti Netflix, YouTube, dan Spotify, yang menawarkan akses konten fleksibel dan personal. Namun, hal ini menantang pelaku industri untuk menciptakan strategi monetisasi inovatif di tengah perubahan preferensi konsumen terhadap layanan gratis dan berbayar. Penelitian ini menganalisis model monetisasi media online, seperti langganan berbayar, iklan digital, freemium, crowdfunding, dan bayar per tayang. Studi literatur dan analisis kasus pada platform global dan lokal seperti Netflix, Spotify, YouTube, dan Vidio menunjukkan bahwa model langganan efektif untuk pasar global, sementara freemium lebih cocok untuk negara berkembang seperti Indonesia, di mana daya beli menjadi kendala. Teknologi seperti algoritma personalisasi dan kecerdasan buatan (AI) juga mendukung strategi monetisasi dengan meningkatkan pengalaman pengguna dan efektivitas iklan. Namun, platform menghadapi tantangan seperti persaingan tinggi, pemblokir iklan, dan ketergantungan pada pihak ketiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan monetisasi tidak hanya bergantung pada model bisnis, tetapi juga pada kemampuan platform memahami audiens, memanfaatkan teknologi, dan beradaptasi dengan pasar. Rekomendasi untuk media lokal Indonesia adalah mengadopsi model hybrid freemium dan langganan serta berinvestasi dalam teknologi personalisasi untuk meningkatkan daya tarik dan kepuasan pengguna.
Copyrights © 2024