Abstract This study is motivated by the growing discourse on the Islamization of knowledge, which has become a central issue in contemporary Islamic thought. The discussion arises mainly from the concept proposed by Ismail Raji al-Faruqi. The purpose of this research is to analyze al-Faruqi’s ideas on the Islamization of knowledge and to explore critiques from other scholars, particularly Ziauddin Sardar. This research employs a library study method by examining relevant primary and secondary sources, analyzed using a descriptive-critical approach. The findings reveal that al-Faruqi conceptualizes the Islamization of knowledge as an effort to Islamize modern disciplines through paradigm reconstruction, textbook development, and procedural steps aligned with Islamic values. However, his ideas are criticized by Sardar, who argues that modern disciplines are already embedded with Western values and thus cannot be simply “Islamized.” Instead, Sardar emphasizes the formulation of a contemporary Islamic epistemology grounded in Islamic paradigms. In conclusion, al-Faruqi’s project contributes significantly to the revival of Islamic thought, yet it also sparks debates that give rise to alternative perspectives, such as the notion of “Islamic science,” which is considered more relevant to contemporary realities. Abstrak Kajian ini dilatarbelakangi oleh berkembangnya wacana Islamisasi ilmu yang menjadi salah satu isu penting dalam pemikiran Islam kontemporer. Isu ini memunculkan berbagai pandangan, terutama terkait konsep yang ditawarkan oleh Ismail Raji al-Faruqi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gagasan Islamisasi ilmu al-Faruqi serta kritik yang dilontarkan oleh para pemikir lain, khususnya Ziauddin Sardar. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan menelaah karya-karya primer dan sekunder yang relevan, kemudian dianalisis secara deskriptif-kritis. Hasil kajian menunjukkan bahwa al-Faruqi memandang Islamisasi ilmu sebagai upaya mengislamkan disiplin-disiplin ilmu modern melalui rekonstruksi paradigma, penyusunan buku ajar, serta langkah-langkah prosedural agar sejalan dengan nilai-nilai Islam. Namun, pandangan ini dikritik oleh Sardar yang menilai bahwa disiplin ilmu modern sudah sarat dengan nilai Barat, sehingga Islamisasi tidak bisa dimulai dari kerangka tersebut. Sebaliknya, ia menekankan perlunya pembangunan epistemologi Islam kontemporer yang berangkat dari paradigma Islam sendiri. Kesimpulannya, Islamisasi ilmu al-Faruqi memberi kontribusi penting bagi kebangkitan pemikiran Islam, tetapi juga menimbulkan perdebatan yang melahirkan alternatif lain berupa konsep “sains Islam” yang lebih kontekstual dengan realitas modern.
Copyrights © 2025