cover
Contact Name
Firdaus Annas
Contact Email
rumahjurnal@uinbukittinggi.ac.id
Phone
+6285278566869
Journal Mail Official
firdaus@uinbukittinggi.ac.id
Editorial Address
Data Center Building, 2nd floor, State Islamic University of Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Gurun Aua St, Kubang Putih, Banuhampu, Agam - West Sumatra - Indonesia Tel. 0752 33136 | Fax 0752 22871
Location
Kab. agam,
Sumatera barat
INDONESIA
SURAU : Journal of Islamic Education
ISSN : -     EISSN : 30310962     DOI : 10.30983/surau
Core Subject : Education,
Surau Journal welcome papers from academicians on thoughts, concepts and theories of learning, implementation of learning, and learning outcomes of Islamic Religious Education. Journal Scope: Islamic Religious Education concepts and materials Islamic Religious Education Curriculum Islamic Religious Education Methods Islamic Religious Education Tools and Media Educators and Learners Evaluation of Islamic Religious Education Islamic Religious Education Institution Islamic Religious Education Innovation Islamic Education Thought History of Islamic Education
Articles 86 Documents
Pemikiran Pendidikan Islam Ahmad Dahlan: Menjawab Tantangan Religiusitas Pendidikan Era Society 5.0 Yasmansyah Yasmansyah
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i1.6370

Abstract

Abstract The purpose of writing this article is to describe the relevance of KH Ahmad Dahlan's thoughts on Islamic Religious Education in the 5.0 era. This research is qualitative research, data sources are obtained by conducting library research. This research includes biographical research, because it tries to conclude, analyze and make interpretations about the thoughts of figures. The purpose of this research is to find out the biography and thoughts of KH. Ahmad Dahlan on Islamic education in Indonesia. From the results and discussion it can be concluded that according to KH Ahmad Dahlan, Islamic education is a formulation of the goals of Islam so that Islamic education should be directed at efforts to form human beings who are virtuous, pious in religion, broad views and understand the problems of science. This means that Islamic religious education is an effort to foster human morals, have taqa and as a caliph on this earth. To realize this, KH Ahmad Dahlan did tajdid which combined general science and Islamic religious knowledge.AbstrakTujuan penulisan artikel ini untuk menggambarkan tentang relevansi pemikiran KH Ahmad Dahlan tentang Pendidikan Agama Islam di era 5.0. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sumber data diperoleh dengan melakukan penelitian pustaka (library research) Penelitian ini termasuk penelitian biografi, karena berusaha menyimpulkan, menganalisis dan membuat interpretasi mengenai pemikiran tokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biografi dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan terhadappendidikan Islam di Indonesia. Dari Hasil dan pembahasan  dapat disimpulkan bahwa menurut KH Ahmad Dahlan Pendidikan Islam merupakan rumusan dari tujuan agama Islam sehingga hendaknya pendidikan Islam di arahkan pada usaha membentuk manusia yang berbudi luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu pengetahuan. Hal ini bermakna bahwa pendidikan agama Islam merupakan upaya pembinaan akhlak  manusia, bertaqa dan sebagai khalifah di muka bumi ini. Untuk mewujudkan itu KH Ahmad Dahlan melakukan tajdid yang memadukan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama Islam.
Evaluasi Program Pesantren Ramah Anak Model CIPP di Provinsi Sumatera Barat Albert Natsir; Zulmuqim Zulmuqim
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i1.6375

Abstract

AbstractThis study describes the results of the evaluation of the child-friendly pesantren programme in West Sumatra Province. The model used is CIPP with Mixed Method. Data collection techniques used questionnaires, observation sheets, interviews, concept mastery tests and child-friendly pesantren guidelines. Data analysis and programme evaluation procedures are described in this article.  The results of the context evaluation showed that violence, discrimination and harassment still occur in most Islamic boarding schools in West Sumatra province. The results of the input evaluation showed that the child-friendly pesantren program guidelines issued by the Ministry of Religious Affairs, the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection of the Republic of Indonesia have not been optimally socialised and the pesantren leaders, board of asatidz, santri and the community are aware of the child-friendly pesantren program but do not understand the concept, guidelines and technical instructions for child-friendly pesantren. The results of the process evaluation, namely monitoring designed to reveal the strengths and weaknesses of the implementation of the child-friendly pesantren programme, have not been optimal. Not all pesantren have a child-friendly pesantren development team. For pesantren that already have a child-friendly pesantren team, the team members do not have relevant competencies. The evaluation of products or outputs and outcomes designed to assess programme outcomes and programme sustainability shows that the child-friendly pesantren programme launched and developed by the government and Islamic boarding schools has not run as expected.AbstrakPenelitian ini menjelaskan tentang hasil evaluasiprogram pesantren ramah anak di Provinsi Sumatera Barat.Model yang digunakanCIPP dengan metode Mixed Method. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, lembar observasi, wawancara, tespenguasaan konsep dan pedoman pesantren ramah anak. Analisis data dan prosedur evaluasi program dijelaskan dalam artikel ini.  Sampel penelitian adalah 23 pondok pesantren yang tersebar di 12 kabupaten kota di Provinsi Sumatera Barat.Hasil evaluasi konteks menunjukkan bahwa masih terjadi kekerasan, diskriminasi dan pelecehan di rata rata pondok pesantren di provinsi Sumatera Barat. Hasil evaluasi input  menunjukkan bahwa pedoman program pesantren ramah anak yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia belum optimal disosialisasikan dan pimpinan pesantren,dewan asatidz,santri dan masyarakat mengetahui adanya program pesantren ramah anak tetapi belum memahami konsep, panduan dan petunjuk teknis pesantren ramah anak. Hasil evaluasi proses, yaitu monitoring yang dirancang untuk mengungkap kekuatan dan kelemahan pelaksanaan program pesantren ramah anak belum optimal. Belum semua pondok pesantren memiliki tim pengembang pesantren ramah anak. Bagi pesantren yang telah memiliki tim pesantren ramah anak, anggota tim belum memiliki kompetensi yang relevan. Evaluasi produk atau keluaran dan hasil yang dirancang untuk menilai hasil programdan keberlanjutan program menunjukkan bahwa program pesantren ramah anak yang diluncurkan dan dikembangan oleh pemerintah dan pondok pesantren belum berjalan seperti yang diharapkan.
Moderasi Beragama dalam Masyarakat 5.0: Analisis Konsep Berdasarkan Surat Al-Hujurat Ayat 13 Radhiatul Husni; Edi Utomo; Miftahir Rizqa; Rohaniatul Husna
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i2.7409

Abstract

AbstractThis research discusses the concept of religious moderation in the context of Society 5.0, using the analysis of Surah Al-Hujurat Verse 13 in the Quran as a foundation. Society 5.0 refers to an era where information and communication technology significantly transform social, economic, and cultural dynamics. In this context, it is important to understand how religious values, particularly in Islam, can be applied appropriately and relevantly. Surah Al-Hujurat Verse 13 is one of the verses that highlights the principles of religious moderation in Islam. The results of this research are as follows: 1) the analysis of religious moderation concept, with reference to Verse 13 of Surah Al-Hujurat, can be interpreted as doctrines that uphold values and principles aligned with the vision of Society 5.0, prioritizing diversity, inclusivity, morality, and collaboration in creating a harmonious and sustainable society. 2) religious moderation can play a crucial role in maintaining social harmony and contributing to the creation of a more harmonious society. 3) religious moderation based on Surah Al-Hujurat Verse 13 can help to form an inclusive society, where diverse perspectives and beliefs are respected and accepted. AbstrakPenelitian ini membahas konsep moderasi beragama dalam konteks masyarakat 5.0 dengan menggunakan analisis Surat Al-Hujurat Ayat 13 dalam Al-Quran sebagai landasan. Masyarakat 5.0 merujuk pada era di mana teknologi informasi dan komunikasi mengubah dinamika sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana nilai-nilai agama, khususnya dalam Islam, dapat diterapkan dengan tepat dan relevan. Surat Al-Hujurat Ayat 13 merupakan salah satu ayat yang menyoroti prinsip-prinsip moderasi beragama dalam Islam. Hasil dari penelitian ini adalah 1) analisis konsep moderasi beragama dengan mengacu pada ayat 13 dari Surat Al-hujurat dapat dipahami sebagai ajaran yang mendukung nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang juga relevan dengan visi masyarakat 5.0 yang mengutamakan keragaman, inklusivitas, moralitas, dan kolaborasi dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan. 2) moderasi beragama dapat berperan penting dalam memelihara harmoni sosial dan berkonstribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih harmonis. 3) moderasi beragama yang berlandaskan pada Surat Al-Hujurat ayat 13 dapat membantu membentuk masyarakat yang inklusif, dimana beragam pandangan dan kepercayaan dihormati dan diterima.
Implementasi Bahasa Inggris dengan Direct Method untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Agama Islam Pada Santri Al-Hidayah Jorong Marambuang Bambang Trisno; Syawaluddin Syawaluddin
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/.v1i1.6846

Abstract

Abstract Motivation plays a significant role in education, as it encourages students to be diligent, industrious, enthusiastic in their learning, and to become individuals of high quality. However, at MDA Al-hidayah in Jorong Marambuang, there are still some students who lack enthusiasm and are somewhat lazy in their pursuit of Islamic education. This study aims to describe the importance of using the direct method to enhance the motivation of MDA Alhidayah Jorong Marambuang's students in learning Islamic religion. The research method employed is qualitative descriptive. The findings of this study illustrate that the implementation of the direct method has a significant positive impact on enhancing the motivation of the students. In this research, the students displayed increased enthusiasm, diligence, and zeal in studying Islam. The direct method appears to be successful in igniting their interest in religious education and encouraging them to be more dedicated in their pursuit of understanding Islam. These findings make a significant contribution in the context of religious education and the development of effective teaching methods. AbstrakMotivasi sangat berperan dalam pendidikan, dengan motivasi peserta didik akan tekun, rajin, bersemangat dalam belajar serta menjadi orang yang berkualitas. Namun pada MDA Al-hidayah Jorong Marambuangmasih ada santri yang malas-malasan serta kurang bersemangat dalam mempelajari agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang seberapa penting penggunaan metode langsung (direct method) untuk meningkatkan motivasi belajar Agama Islam santri di MDA Alhidayah Jorong Marambuang. Metode yang digunakan adah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penerapan metode langsung (direct method) memiliki dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar para santri. Dalam penelitian ini, para santri menunjukkan peningkatan dalam antusiasme, ketekunan, dan semangat mereka dalam mempelajari agama Islam. Metode langsung ini tampaknya berhasil membangkitkan minat mereka dalam pembelajaran agama dan mendorong mereka untuk lebih berdedikasi dalam mengejar pemahaman agama Islam. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam konteks pendidikan agama dan pengembangan metode pengajaran yang efektif.
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Akhlak Siswa M Iqbal
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i2.7437

Abstract

Abstract The study of Islamic education teachers' efforts in shaping student morals at MTsN 05 West Pasaman is very important to avoid the many problems regarding student morals that occur in this increasingly sophisticated era, with games on cellphones can change a person in terms of behavior. As well as many events that occur at school about a student who fights or commits acts of violence against the teacher. One of the cases regarding the dilapidation of student morals is the deadly persecution of a fine arts teacher. Through field studies, this research was conducted at MTsN 05 West Pasaman, which is located on Pematang Sontang Street, Sungai Aur District, West Pasaman Regency, West Sumatra Province with a zip code of 26573. The data collection techniques used are observation, interviews, documentation and triangulation or combined. This article suggests how the efforts of Islamic Religious Education teachers in shaping student morals at MTsN 05 West Pasaman. The findings of this study explain that Islamic Religious Education Teachers have efforts in shaping student morals which provide examples or examples, provide advice, enforce discipline, familiarize, provide motivation. AbstrakKajian terhadap upaya guru PAI dalam membentuk akhlak siswa di MTsN 05 Pasaman Barat ini sangat penting dilakukan untuk menghindarai banyaknya permasalahan mengenai akhlak siswa yang terjadi di era zaman yang semakin canggih ini, dengan game di handphone dapat merubah seseorang dalam segi berperilaku. Seperti halnya banyak yang terjadi peristiwa di sekolah tentang seorang siswa yang melawan maupun melakukan tindakan kekerasan terhadap guru. Salah satu kasus mengenai bobroknya akhlak siswa yaitu terjadi penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa. Melalui studi lapangan, penelitian ini dilakukandi MTsN 05 Pasaman Barat yang berlokasi di Jalan Pematang Sontang Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat dengan Kode pos 26573. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah melakukan observasi, wawancara, dukumentasi dan trianggulasi atau gabungan. Artikel ini mengemukakan bagaimana upaya guru pendidikan Agama Islam dalam  membentuk akhlak siswa di MTsN 05 Pasaman Barat. Adapun temuan penelitian ini menjelaskan bahwa Guru PAI mempunyai upaya dalam membetuk akhlak siswa dimana memberikan Contoh atau Teladan, Memberikan Nasihat, Menegakkan kedisiplinan, Membiasakan,  Memberikan Motivasi.
Layanan Konseling Perorangan: Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Guru TPQ dan Implementasinya dalam Bimbingan Konseling Azmatul Khairiah Sari; Ismet Fauzi
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i2.7202

Abstract

Abstract Job satisfaction is an important thing to be achieved by people who are in the work phase. This is because job satisfaction will lead to the achievement of comfort in work and will also have an effect on the good results of the work. One profession that requires job satisfaction is TPQ teachers. TPQ teachers are educators who deliver their students to skills in religion and society. Therefore, he must have job satisfaction to deliver students to these skills. However, what happened in the field was that not many religious scholars were interested in becoming TPQ teachers. And there is an assumption that TPQ teachers in some areas are not so prosperous. And how job satisfaction TPQ teachers have had so far.  This research is classified as a type of descriptive research. Researchers distributed the instrument in the form of a google form to several TPQ teachers in the city of Bukittingi and found a research sample of 100 TPQ teachers selected with total sampling techniques. The data was processed using descriptive statistical analysis techniques. The results showed that the job satisfaction of TPQ teachers was generally in the satisfactory category. Based on the results of this study, services can be provided to improve job statisfaction. With individual counseling services, it is hoped that TPQ teachers' job satisfaction can be further increased. In the implementation of individual counseling, several professional techniques will be applied. AbstrakKepuasan kerja adalah hal yang penting untuk dicapai oleh orang yang berada di fase bekerja. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja akan mengantarkan pada tercapainya kenyamanan dalam bekerja dan juga akan berefek pada bagusnya hasil pekerjaan tersebut. Salah satu profesi yang memerlukan kepuasan kerja adalah guru TPQ. Guru TPQ adalah pendidik yang mengantarkan siswanya kepada keterampilan dalam beragama dan bermasyarakat. Maka dari itu ia harus memiliki kepuasan kerja untuk menghantarkan siswa pada keterampilan tersebut. Namun yang terjadi di lapangan tidak banyak sarjana agama yang tertarik untuk menjadi guru TPQ. Dan adanya anggapan bahwa guru TPQ di beberapa daerah tidak begitu sejahtera. Dan bagaimana kepuasan kerja yang dimiliki oleh guru TPQ selama ini. Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif. Peneliti menyebarkan instrument dalam bentuk google form kepada beberapa guru TPQ di kota Bukittingi dan didapati sampel penelitian sebanyak 100 guru TPQ yang dipilih dengan teknik total sampling. Data diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru TPQ pada umumnya berada pada kategori memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian ini layanan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepuasan kerja guru TPQ adalah pemberian layanan bimbingan konseling. Layanan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kepuasan kerja guru TPQ adalah layanan konseling perorangan. Dengan layanan konseling perorangan diharapkan kepuasan kerja guru TPQ dapat lebih meningkat. Dalam pelaksanaan konseling perorangan pun akan diterapkan beberapa teknik professional.   
Kepemimpinan Perempuan dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pondok Pesantren Sri Intan Wahyuni; Mega Cahya Dwi Lestari Dwi Lestari; Diana Sartika Sartika; Sulasmi Sulasmi
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i2.7070

Abstract

Abstract Indonesia, which has the largest Muslim population in the world, is half female. The Constitution of the Republic of Indonesia provides equal space for men and women in education. However, the principle of gender equality in Islam is sometimes ignored, and unfair treatment is legitimised by interpretations of religious texts. In fact, leadership in Islam does not distinguish between men and women; however, in the pesantren environment, female leaders are still considered taboo by the local community. The symbol of gender segregation in pesantren is manifested in the strict segregation between male and female santri. Male dormitories are often placed more prominently, while female dormitories are often placed at the back and closed. The leadership of pesantren is generally male, which affects the management of education and the division of roles in it. Women are considered to have a role in the domestic sphere and do not have the same role as men in the public sphere. In addition, the leadership of pesantren tends to be passed down from generation to generation to sons, excluding daughters even though they have the same abilities. Female caregivers in pesantren are only considered as successors, while the power over leaders in pesantren is traditionally only owned by boys. These difficulties hinder women's leadership potential in the pesantren environment, resulting in a gap in the provision of rights and opportunities between men and women in the religious context.AbstrakIndonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, separuhnya adalah perempuan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia memberikan ruang yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan. Namun, prinsip kesetaraan gender dalam Islam terkadang diabaikan, dan perlakuan tidak adil dilegitimasi oleh penafsiran teks agama. Faktanya, kepemimpinan dalam Islam  tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan; Namun di lingkungan pesantren, pemimpin perempuan masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat. Simbol segregasi gender di pesantren diwujudkan dalam segregasi yang tegas antara santri laki-laki dan santri perempuan. Asrama laki-laki seringkali ditempatkan lebih menonjol, sedangkan asrama perempuan sering ditempatkan  di bagian belakang dan tertutup. Kepemimpinan pesantren pada umumnya adalah laki-laki, hal ini mempengaruhi pengelolaan pendidikan dan pembagian peran di dalamnya. Perempuan dianggap mempunyai peran di ranah domestik dan tidak mempunyai peran yang sama dengan laki-laki di ranah publik. Selain itu, kepemimpinan pesantren cenderung diwariskan dari generasi ke generasi kepada anak laki-laki, tidak termasuk anak perempuan meskipun mereka memiliki kemampuan yang sama. Pengasuh perempuan di pesantren hanya dianggap sebagai penerus, sedangkan kekuasaan atas pemimpin di pesantren secara tradisional hanya dimiliki oleh anak laki-laki. Kesulitan-kesulitan tersebut menghambat potensi kepemimpinan perempuan di lingkungan pesantren sehingga menimbulkan kesenjangan dalam pemberian hak dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks agama..
Kompetensi Memesona Bagi Calon Guru Pendidikan Agama Islam Pada Abad 21 Guna Merangkul Generasi Z Fetriade Yusnem; Iltavia Iltavia; Fathur Rahmi
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/.v1i1.6889

Abstract

Abstract The transformation of the world of education which is rapidly changing with the times requires an educator who has outstanding competencies to be able to embrace generation Z in the 21st century. This research discusses the analysis of teacher competencies that are attractive for the 21st century for prospective educators at UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. This research aims to measure the competence of teachers in the 21st century as a preparation for educators to teach in schools for the future. The type of research used is qualitative research with descriptive analysis research methods. The data collection technique in this research uses a charming competency test using Google Form. The research subjects were 104 FTIK students of the Islamic Religious Education Study Program at UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. The results of this research are as follows: the score for the sub-topic of nationalism, authoritative attitude is 37 in the poor category; the score for the sub-topic of patriotism and discipline was 52.9 in the quite good category; the score for the sub-topic appreciates a difference of 58.7 in the quite good category; the score for the sub-topic of prioritizing common interests, maintaining Indonesia's natural wealth and community attitudes was 93.3 in the very good category; the score for the sub-topic of appreciating the cultural riches of other nations was 27.9 in the poor category; the score for the assertive attitude sub-topic was 32.7 in the poor category; the score for the sub-topic attitude of full soul calling was 64.4 in the good category; the score for the wholehearted attitude sub-topic was 67.35 in the good category; The score for the sub-topic of generosity was 57.36 in the quite good category. The conclusion of this research is that the average competence of prospective educators is only 59.08%. If this is left unchecked, it will not only have an impact on educators but will also make it difficult for teachers to accommodate students at school.AbstrakTransformasi dunia pendidikan yang cepat berubah mengikuti zaman memerlukan seorang pendidik yang memiliki kompetensi memesona agar dapat merangkul generasi Z di abad 21. Penelitian ini membahas tentang analisis kompetensi guru yang memesona abad 21 bagi calon pendidik UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kompetensi guru yang memesona abad 21 sebagai persiapan calon pendidik mengajar di sekolah untuk masa yang akan datang. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan metode peneitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes kompetensi memesona menggunakan google form. Subjek penelitian adalah 104 mahasiswa FTIK Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: skor untuk sub topik nasionalisme, sikap berwibawa sebesar 37 pada kategori kurang baik; skor untuk sub topik patriotisme, sikap disiplin sebesar 52,9 pada kategori cukup baik; skor untuk sub topik menghargai perbedaan sebesar 58,7 pada kategori cukup baik; skor untuk sub topik mengutamakan kepentingan bersama, mempertahankan kekayaan alam Indonesia serta sikap samapta sebesar 93,3 pada kategori sangat baik; skor untuk sub topik mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sebesar 27,9 pada kategori kurang baik; skor untuk sub topik sikap tegas sebesar 32,7 pada kategori kurang baik; skor untuk sub topik sikap penuh panggilan jiwa sebesar 64,4 pada kategori baik; skor untuk sub topik sikap kesepenuhhatian sebesar 67,35 pada kategori baik; skor untuk sub topik kemurahhatian sebesar 57,36 pada kategori cukup baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata kompetensi memesona yang dimiliki calon pendidik hanya sebesar 59,08 %. Apabila hal ini dibiarkan, tidak hanya berdampak kepada pendidik saja tetapi juga berdampak kepada sulitnya guru untuk membersamai siswa di sekolah.
Pojok Baca: Optimalisasi Minat Baca Santri di Pondok Pesantren MAS Tarbiyah Islamiyyah Candung Miftahul Husna; Sumetri Sumetri
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i1.7745

Abstract

Abstract Students' interest in reading is still low due to a lack of literacy awareness, the lack of quality books and the high use of gadgets that distract from reading. The reading corner programme was implemented to create an interactive reading corner, but its implementation is still experiencing obstacles. The purpose of this study is to analyse the optimisation of interest in reading through the reading corner program at MAS TI Candung Islamic boarding school, by identifying obstacles and constraints and assessing the impact of the program on increasing students' interest in reading. This was done by analysing the implementation of the reading corner program at the MAS TI Candung boarding school to find out the supporting and inhibiting factors and the impact on increasing students' interest in reading. The research method used was descriptive qualitative research with the research subjects being two students of MAS TI Candung boarding school, one library staff and one homeroom teacher. Data collection techniques were conducted through field observations and individual interviews. The results showed that the reading corner programme at MAS TI Candung has been running supported by various factors such as stakeholder participation and the availability of human resources. The main inhibiting factors are book limitations and implementation time. The impact of the implementation of this programme includes an increase in students' interest in reading and literacy skills. It is concluded that the reading corner program is effective in optimising students' interest in reading. AbstrakMinat baca pelajar masih rendah disebabkan kurangnya kesadaran literasi, minimnya buku bermutu, dan tingginya penggunaan gadget yang mengalihkan perhatian dari membaca. Program pojok baca diterapkan untuk menciptakan sudut baca interaktif, namun implementasinya masih mengalami kendala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis optimalisasi minat baca melalui program pojok baca di pondok pesantren MAS TI Candung, dengan cara mengidentifikasi hambatan dan kendala serta menilai dampak program terhadap peningkatan minat baca santri. Hal ini dilakukan dengan menganalisis pelaksanaan program pojok baca di pondok pesantren MAS TI Candung guna mengetahui faktor pendukung dan penghambat serta dampaknya terhadap peningkatan minat baca santri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian dua santri pondok pesantren MAS TI Candung, satu staff perpustakaan dan satu wali kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pojok baca di MAS TI Candung telah berjalan dengan didukung oleh berbagai faktor seperti peran serta stakeholder dan ketersediaan sumber daya manusia. Adapun faktor penghambat utama adalah keterbatasan buku dan waktu pelaksanaan. Dampak dari penerapan program ini antara lain peningkatan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Disimpulkan bahwa program pojok baca efektif dalam upaya optimalisasi minat baca santri.
Peran Guru Al-Qur’an Hadits dalam Peningkatan Minat Hafalan Al-Qur’an Siswa di Mti Canduang Vinta Anggraini
SURAU : Journal of Islamic Education Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/surau.v1i2.7543

Abstract

Abstract The Qur'an and Hadith are guidelines for every Muslim. And of course as a Muslim it is necessary to study and memorize the Al-Qur'an and Hadith. In reality, memorizing the Al-Qur'an and Hadith is still difficult to do, especially nowadays when there is very little interest in memorizing or even reading the Al-Qur'an. Therefore, it is necessary to study the Koran and Hadith. The aim of learning Al-Qur'an Hadith is: 1) by learning Al-Qur'an Hadith it can help students to study and understand the Al-Qur'an and Hadith, 2) so that students enjoy reading and memorizing the Al-Qur 'an Hadith, and 3) so that students can practice the content of the Al-Qur'an Hadith in everyday life. Of course, in realizing the smooth learning objectives of Al-Qur'an Hadith, a teacher's strategy or effort is needed. By conducting this research at MTI Canduang, the aim was to examine the strategies or efforts made by teachers in increasing interest in memorizing the Al-Qur'an, especially memorizing the Al-Qur'an among students at MTI Canduang. The method used in this research is a descriptive qualitative research method. By using this method, researchers describe and explain teachers' strategies for improving student memorization at MTI Canduang. In collecting data sources by means of observation, interviews and literature studyAbstrakAl-Qur’an dan Hadits merupakan pedoman bagi setiap muslim. Dan tentu sebagai seorang muslim diperlukan untuk mempelajari serta menghafal Al-Qur’an dan Hadits. Pada kenyataanya untuk menghafal Al-Qur’an dan Hadits masih sulit untuk dilakukan, terlebih pada masa sekarang yang minat untuk menghafal bahkan untuk membaca Al-qur’an saja sudah sangat kurang. Maka dari itu perlu adanya pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan adanya pembelajaran Al-Qur’an Hadits , yaitu : 1) dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an Hadits dapat membantu siswa untuk mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Hadits, 2)agar siswa gemar dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an Hadits, dan 3) agar siswa dapat mengamalkan kandungan Al-Qur’an Hadits dalam kehidupan sehari-hari. Tentu dalam mewujudkan kelancaran tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits tersebut diperlukan strategi atau upaya seorang guru.   Dengan dilakukan penelitian ini di MTI Canduang bertujuan untuk menelaah strategi atau upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan minat hafalan Al-Qur’an  terutama hafalan Al-Qur’an siswa di MTI Canduang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan menggunakan metode ini, peneliti menggambarkan serta menjelaskan strategi guru dalam peningkatan hafalan siswa di MTI Canduang. Dalam mengumpulkan sumber data dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka.