Teka-teki permainan kata sering dianggap sebagai bentuk hiburan ringan yang tidak berbahaya. Namun, di balik kelucuannya, tak jarang terselip wacana yang sarat dengan stereotip gender dan bias seksis. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur seksisme yang tersembunyi dalam teka-teki permainan bahasa populer di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis dan teori representasi gender, penelitian ini menelaah contoh-contoh teka-teki yang beredar di media sosial, buku humor, dan platform digital lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak teka-teki mengandung narasi yang merendahkan perempuan, memperkuat peran gender tradisional, atau menjadikan identitas gender sebagai bahan lelucon. Fenomena ini menunjukkan bagaimana bahasa tidak hanya mencerminkan realitas sosial, tetapi juga mereproduksi ideologi patriarkis secara halus. Studi ini menekankan pentingnya kesadaran kritis terhadap bentuk-bentuk seksisme dalam media bahasa sehari-hari, termasuk yang dikemas dalam format permainan dan humor. Word game puzzles are often considered a harmless form of light entertainment. However, behind their humor, there is often a discourse laden with gender stereotypes and sexist bias. This article aims to uncover the elements of sexism hidden in popular language game puzzles in Indonesia. Using a critical discourse analysis approach and gender representation theory, this study examines examples of puzzles circulating on social media, humor books, and other digital platforms. The results of the analysis show that many puzzles contain narratives that demean women, reinforce traditional gender roles, or make gender identity the subject of jokes. This phenomenon shows how language not only reflects social reality but also reproduces patriarchal ideology in a subtle way. This study emphasizes the importance of critical awareness of forms of sexism in everyday language media, including those packaged in game and humor formats.
Copyrights © 2025