Diabetes Mellitus merupakan kondisi degeneratif yang terkait erat dengan asupan makanan. Jenis, jumlah, dan komposisi makanan yang dikonsumsi sehari-hari disebut sebagai “pola makan”. Pola makan melibatkan variasi jenis makanan, jumlah, dan jadwal konsumsi. Kebiasaan makan yang tidak baik dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan risiko diabetes mellitus. Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia cenderung mengikuti pola hidup Barat, menyebabkan pola makan yang tinggi kalori, lemak, dan kolesterol, terutama dari makanan cepat saji, yang meningkatkan risiko diabetes. Peningkatan usia mengubah metabolisme karbohidrat dan pelepasan insulin, mempengaruhi kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kaitan pola makan dan risiko terjadinya diabetes melitus dengan usia dan jenis kelamin. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Air Hitam, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, pada bulan Maret 2024, Besar sampel pada penelitian ini adalah 33 responden. Data yang di peroleh di analisis secara univariat dan di tampilkan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini mayoritas responden terdapat pada jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (85%), dan laki-laki sebanyak 5 orang (15%) dengan usia 30-40 sebanyak 15 orang (45%), dan usia >40 sebanyak 18 orang (55%) dengan perilaku pola makan responden yang kurang baik, gaya hidup dan perilaku individu yang buruk. Simpulan, adanya kaitan antara usia dengan risiko diabetes melitus, dengan ditandai usia >40 tahun bahkan dibawah usia 40 tahun terkena diabetes mellitus. Dan adanya kaitan antara jenis kelamin dengan risiko diabetes mellitus, yang mana jenis kelamin perempuan lebih sering terkena diabetes melitus dibandingkan laki-laki dan pengaruh pola makan yang tidak baik meningkatkan risiko diabetes mellitus.
Copyrights © 2024