Kader posyandu merupakan ujung tombak penggerak masyarakat dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita sehingga dituntut memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup untuk mensukseskan transformasi layanan primer. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap kader posyandu tentang gizi pada periode 1000 HPK dan stunting. Penelitian observasional rancangan potong lintang ini dilakukan di Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 127 orang kader posyandu balita. Data diolah secara deskriptif dan analitik menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebanyak 18,89% kader posyandu memiliki kategori tingkat pengetahuan yang baik terkait gizi pada 1000 HPK, sisanya kurang (19,69%) danĀ cukup (61,42%). Hanya 11,81% dari kader posyandu memiliki sikap yang baik terkait gizi pada 1000 HPK, sisanya cukup (88,19%). Jumlah kader dengan tingkat pengetahuan tentang masalah gizi stunting pada kategori kurang hampir sama jumlahnya dengan kategori cukup, berurut-urut sebesar 44,09% dan 55,91%. Tidak ada kader yang memiliki sikap kategori kurang tentang gizi pada 1000 HPK dan tingkat pengetahuan kategori baik tentang stunting. Sebanyak 66,93% kader sudah pernah memperoleh informasi terkait gizi pada 1000 HPK dan 93,70% kader sudah pernah memperoleh informasi tentang masalah gizi stunting. Sebagian besar sumber informasi berasal dari petugas kesehatan. Pengetahuan tentang gizi pada 1000 HPK secara signifikan berhubungan dengan sikap terkait gizi pada 1000 HPK dan pengetahuan terkait masalah gizi stunting. Kader yang memiliki tingkat pengetahuan baik terkait gizi pada 1000 HPK cenderung memiliki sikap yang baik juga terkait hal tersebut dan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap stunting.
Copyrights © 2024