Kebudayaan masa lampau dapat ditelusuri melalui serat atau naskah kuno. Dalam naskah kuno terkandung kearifan lokal, salah satunya penggambaran alun-alun dalam pupuh Dhandhanggula. Tujuan penelitian ini di antaranya: (1)mendeskripsikan leksikon yang berkaitan dengan alun-alun dalam pupuh Dhandhanggula, (2)menjelaskan konstruksi alun-alun dalam pupuh Dhandhanggula, dan (3)menjelaskan makna simbolik pohon beringin. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Sumber data pada penelitian ini diambil dari Serat Panji Jayakusuma yang merupakan alih aksara dari naskah kuno, sedangkan data pada penelitian ini adalah pupuh Dhandhanggula 2 yang terdapat dalam bagian 1 Serat Panji Jayakusuma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dengan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)leksikon yang berkaitan dengan alun-alun dibagi menjadi dua, yaitu leksikon kata dan leksikon gabungan kata. (2)Konstruksi alun-alun dibangun dengan bahan material bata putih, bata merah, dan bata hitam. Daerah luar alun-alun dikelilingi pagar besi, sedangkan di dalamnya ditanami dua pohon beringin. (3)Pohon beringin memiliki makna simbolik sebagai lambang kebijaksanaan, perlindungan, dan pengayoman raja terhadap rakyatnya.
Copyrights © 2024