Tujuan dari artikeil ini adalah untuk meingkaji peinafsiran Ibnu Katsir. QS. Al-Baqarah ayat 261 dan peindeikatan yang harus dilakukan untuk meingurangi keimiskinan. Peineilitian ini meirupakan bagian dari studi keipustakaan, yaitu peineilitian yang datanya dikumpulkan dari beirbagai liteiratur. Tidak hanya buku, teitapi juga bahan doikumeintasi, majalah, jurnal, dan beintuk liteiratur lainnya. Meinurut teimuan peineilitian, peinafsiran Ibnu Katsir meindeifinisikan miskin seibagai oirang yang tidak meimiliki apa-apa untuk dibeilanjakan, seihingga Allah meimeirintahkan manusia untuk meimbantu meireika deingan seisuatu yang dapat meimeinuhi keibutuhan meireika dan meinghilangkan keirugian meireika. Goiloingan masyarakat seipeirti inilah yang patut meindapat peirhatian dan keipeidulian, diikuti deingan cara-cara Al-Qur'an meimbantu meingeintaskan keimiskinan dan upaya yang dilakukan peimeirintah untuk meingeintasakan keimiskinan.
Copyrights © 2021