Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Islam Rahmatan lil Alamin dalam Mengurangi Stunting Melalui Pemberian Makanan Bergizi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anak di SDN 1 Sembalun Bumbung Muh. Asroruddin al Jumhuri; Fatmawati; Halimatussa’diyah; Jovan Dwi Saputra
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2024): Desember
Publisher : BALE LITERASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah kejadian dimana seorang mengalami kekuragan gizi yang mengakibatkan tinggi badan di bawah normal, dan juga keterlambatan otak dalam berpikir. Menurut nilai cut-off World Health Organization (WHO) dari signifikansi kesehatan masyarakat untuk stunting, Indonesia dianggap memiliki prevalensi stunting yang tinggi (30-39%) (WHO, 2010). Kementrian Kesehatan mengumumkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Nilai ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka stunting di negara lain. Sedangkan di NTB angka stunting berada di 12,6%, yang dimana menempati urutan ke-16 dari 38 provinsi di Indonesia. Pemerintah sudah melakukan beragam upaya untuk pencegahan stunting di Indonesia, contohnya Kemenekes yang fokuskan 11 program intervensi pada tahun 2023 lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memfokuskan 11 program intervensi ini diarahkan pada dua fase pertumbuhan, yaitu fase ibu hamil dan fase sesudah melahirkan, yang utamanya pada bayi yang berusia 0-24 bulan. Menkes menjelaskan dari 11 program intervensi salah satunya adalah program Pendidikan, edukasi, dan promosi yang dimana itu mencakup kedua fase pertumbuhan yang difokuskan. Berdasarkan hal tersebut, kami dari prodi Manajemen melakukan sosialisasi di salah satu sekolah dasar di Lombok, yaitu SDN 1 Sembalun Bumbung yang berlokasi di Lombok Timur. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap anak-anak yang ada di di SDN 1 sembalun Bumbung tentang apa itu stunting dan bagaimana cara pencegahannya.
Penerapan Arsitektur Hijau dengan Menggunakan Material Bekas Rumah Botol Ir. Ridwan Kamil Halimatussa’diyah; Nur A’siyah Jamil Sarumpaet
Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2025): Juni: Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/imajinasi.v2i2.670

Abstract

Green architecture is one way to create a house or building that is environmentally friendly. One element that can be applied to realize green architecture is by making efficient use of recycled materials and development efforts by paying attention to good environmental carrying capacity, namely the use of used materials can be one solution to overcome sustainability problems. One reaction to the environmental crisis is the emergence of the concept of green architecture or green architecture which leads to sustainable design and awareness of energy and ecology in managing an environment. This study examines the application of green architecture in the residence of architect Ridwan Kamil known as the Bottle House. The Bottle House is a house that is designed to have a balanced reciprocal relationship with its environment. The use of used bottles is one design idea that helps reduce waste in Indonesia and can also be an alternative material that is not only functional but also aesthetic. Creatively, the bottle house shows how art and design can influence people's mindsets.
Misinterpretation of Youth Freedom of Expression Against Social Ethics Analysis of QS. Al-Hujurat Verse 6 Muhamad Dimas Pratama; Halimatussa’diyah; Deddy Ilyas
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i2.2237

Abstract

This research aims to analyze teenagers' understanding of freedom of expression in the context of social ethics based on QS. Al-Hujurat verse 6. In addition, this research evaluates the impact of misinterpretation of freedom of expression on adolescent social behavior and how this verse provides guidelines for maintaining communication ethics in society. This research uses a qualitative method with a library research approach and the tahlili method to analyze QS. Al-Hujurat verse 6. Research results show that misinterpretation of freedom of expression among teenagers, especially on social media, can cause the spread of hoaxes, hate speech and slander which results in damage to social ethics and interpersonal relationships. In QS. Al-Hujurat verse 6 emphasizes the importance of the tabayyun principle in filtering information as well as the balance between the right to expression and social responsibility.
Tafsir Komparatif Ayat Kepemimpinan Kesetaraan Gender (Analisis Pemikiran Mufassir Nusantara dan Mufassir Melayu) M Irham Jaelani; Halimatussa’diyah; Pathur Rahman
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i3.1471

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pemikiran mengenai ayat kepemimpinan dalam konteks kesetaraan gender antara mufassir Nusantara dan mufassir Melayu. Melalui pendekatan tafsir komparatif, penelitian ini mengkaji bagaimana kedua kelompok mufassir ini menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan isu gender. Dalam hal ini mufassir Nusantara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah KH. Bisri Musthofa dan Buya Hamka dari sisi mufassir Melayu. Fokus utama penelitian adalah untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam interpretasi serta memahami faktor-faktor historis, budaya, dan sosial yang mempengaruhi pemikiran mereka. Data diperoleh melalui analisis teks tafsir dari berbagai sumber utama yang dihasilkan oleh mufassir dari kedua wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan dalam konteks budaya dan latar belakang sosial, ada beberapa kesamaan dalam pendekatan mereka terhadap isu kesetaraan gender. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan studi tafsir gender dan menyediakan wawasan baru bagi upaya-upaya dalam mempromosikan kesetaraan gender dalam masyarakat Muslim di kawasan Nusantara dan Melayu.