Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Implementasi Islam Rahmatan lil Alamin dalam Mengurangi Stunting Melalui Pemberian Makanan Bergizi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anak di SDN 1 Sembalun Bumbung Muh. Asroruddin al Jumhuri; Fatmawati; Halimatussa’diyah; Jovan Dwi Saputra
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2024): Desember
Publisher : BALE LITERASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah kejadian dimana seorang mengalami kekuragan gizi yang mengakibatkan tinggi badan di bawah normal, dan juga keterlambatan otak dalam berpikir. Menurut nilai cut-off World Health Organization (WHO) dari signifikansi kesehatan masyarakat untuk stunting, Indonesia dianggap memiliki prevalensi stunting yang tinggi (30-39%) (WHO, 2010). Kementrian Kesehatan mengumumkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Nilai ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka stunting di negara lain. Sedangkan di NTB angka stunting berada di 12,6%, yang dimana menempati urutan ke-16 dari 38 provinsi di Indonesia. Pemerintah sudah melakukan beragam upaya untuk pencegahan stunting di Indonesia, contohnya Kemenekes yang fokuskan 11 program intervensi pada tahun 2023 lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memfokuskan 11 program intervensi ini diarahkan pada dua fase pertumbuhan, yaitu fase ibu hamil dan fase sesudah melahirkan, yang utamanya pada bayi yang berusia 0-24 bulan. Menkes menjelaskan dari 11 program intervensi salah satunya adalah program Pendidikan, edukasi, dan promosi yang dimana itu mencakup kedua fase pertumbuhan yang difokuskan. Berdasarkan hal tersebut, kami dari prodi Manajemen melakukan sosialisasi di salah satu sekolah dasar di Lombok, yaitu SDN 1 Sembalun Bumbung yang berlokasi di Lombok Timur. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap anak-anak yang ada di di SDN 1 sembalun Bumbung tentang apa itu stunting dan bagaimana cara pencegahannya.
Penerapan Arsitektur Hijau dengan Menggunakan Material Bekas Rumah Botol Ir. Ridwan Kamil Halimatussa’diyah; Nur A’siyah Jamil Sarumpaet
Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2025): Juni : Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/imajinasi.v2i2.670

Abstract

Green architecture is one way to create a house or building that is environmentally friendly. One element that can be applied to realize green architecture is by making efficient use of recycled materials and development efforts by paying attention to good environmental carrying capacity, namely the use of used materials can be one solution to overcome sustainability problems. One reaction to the environmental crisis is the emergence of the concept of green architecture or green architecture which leads to sustainable design and awareness of energy and ecology in managing an environment. This study examines the application of green architecture in the residence of architect Ridwan Kamil known as the Bottle House. The Bottle House is a house that is designed to have a balanced reciprocal relationship with its environment. The use of used bottles is one design idea that helps reduce waste in Indonesia and can also be an alternative material that is not only functional but also aesthetic. Creatively, the bottle house shows how art and design can influence people's mindsets.
Misinterpretation of Youth Freedom of Expression Against Social Ethics Analysis of QS. Al-Hujurat Verse 6 Muhamad Dimas Pratama; Halimatussa’diyah; Deddy Ilyas
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v8i2.2237

Abstract

This research aims to analyze teenagers' understanding of freedom of expression in the context of social ethics based on QS. Al-Hujurat verse 6. In addition, this research evaluates the impact of misinterpretation of freedom of expression on adolescent social behavior and how this verse provides guidelines for maintaining communication ethics in society. This research uses a qualitative method with a library research approach and the tahlili method to analyze QS. Al-Hujurat verse 6. Research results show that misinterpretation of freedom of expression among teenagers, especially on social media, can cause the spread of hoaxes, hate speech and slander which results in damage to social ethics and interpersonal relationships. In QS. Al-Hujurat verse 6 emphasizes the importance of the tabayyun principle in filtering information as well as the balance between the right to expression and social responsibility.
Tafsir Komparatif Ayat Kepemimpinan Kesetaraan Gender (Analisis Pemikiran Mufassir Nusantara dan Mufassir Melayu) M Irham Jaelani; Halimatussa’diyah; Pathur Rahman
Risâlah Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v11i3.1471

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pemikiran mengenai ayat kepemimpinan dalam konteks kesetaraan gender antara mufassir Nusantara dan mufassir Melayu. Melalui pendekatan tafsir komparatif, penelitian ini mengkaji bagaimana kedua kelompok mufassir ini menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan isu gender. Dalam hal ini mufassir Nusantara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah KH. Bisri Musthofa dan Buya Hamka dari sisi mufassir Melayu. Fokus utama penelitian adalah untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam interpretasi serta memahami faktor-faktor historis, budaya, dan sosial yang mempengaruhi pemikiran mereka. Data diperoleh melalui analisis teks tafsir dari berbagai sumber utama yang dihasilkan oleh mufassir dari kedua wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, meskipun terdapat perbedaan dalam konteks budaya dan latar belakang sosial, ada beberapa kesamaan dalam pendekatan mereka terhadap isu kesetaraan gender. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan studi tafsir gender dan menyediakan wawasan baru bagi upaya-upaya dalam mempromosikan kesetaraan gender dalam masyarakat Muslim di kawasan Nusantara dan Melayu.
PENAFSIRAN IBNU KATSIR TERHADAP QS. AL-BAQARAH AYAT 261 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN Mandra Jaya; Halimatussa’diyah; Tri Handayani
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari artikeil ini adalah untuk meingkaji peinafsiran Ibnu Katsir. QS. Al-Baqarah ayat 261 dan peindeikatan yang harus dilakukan untuk meingurangi keimiskinan. Peineilitian ini meirupakan bagian dari studi keipustakaan, yaitu peineilitian yang datanya dikumpulkan dari beirbagai liteiratur. Tidak hanya buku, teitapi juga bahan doikumeintasi, majalah, jurnal, dan beintuk liteiratur lainnya. Meinurut teimuan peineilitian, peinafsiran Ibnu Katsir meindeifinisikan miskin seibagai oirang yang tidak meimiliki apa-apa untuk dibeilanjakan, seihingga Allah meimeirintahkan manusia untuk meimbantu meireika deingan seisuatu yang dapat meimeinuhi keibutuhan meireika dan meinghilangkan keirugian meireika. Goiloingan masyarakat seipeirti inilah yang patut meindapat peirhatian dan keipeidulian, diikuti deingan cara-cara Al-Qur'an meimbantu meingeintaskan keimiskinan dan upaya yang dilakukan peimeirintah untuk meingeintasakan keimiskinan.
KONSEP KEPEMIMPINAN MENURUT PANDANGAN BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Septiana Dwi Srikandi; Halimatussa’diyah; Emilia Sari
Al-Dirayah Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tentang Kepemimpinan, Haji Abdullah Malik Karim Abdullah (HAMKA) sebagai tokohulama ulama Nusantara telah banyak membincangkan hal-hal yang berkaitan kepemimpinan didalam karya-karya beliau. Tafsîr Al-Azhâr sebagai karya agung beliau turut tidak ketinggalan dalammembincangkan masalah tersebut. Skripsi ini akan mengupas lebih mendalam tentang banyak halyang berkaitan dengan kepemimpinan studi pemikiran Hamka. Pembahasan di dalamnya berisitentang memahami ayatayat tentang kepemimpinan yang ada dalam tafsir karya beliau membahastentang istilah atau pemaknaan yang telah digunakan Hamka dalam menjelaskan maksud darikepemimpinan itu sendiri. Skripsi ini juga akan membicarakan pemikiran Hamka tentangbagaimana seseorang menjadi pemimpin yang ideal menurut pandangan Hamka, Serta tidakketinggalan membahas peranan Hamka yang telah banyak memberi sumbangsih dan peranan yangamat penting dalam menginspirasi umat, khususnya umat islam sendiri dan perjuangannya ataskemajuan bangsa semasa ia hidup.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Q.S Al-Hujurat Ayat 9-13 Studi Analisis Tafsir An-Nuur) Cici Noviana; Pathur Rahman; Halimatussa’diyah; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksnakan untuk membahas mengenai; 1) nilai-nilai pendidikan multicultural yang terdapat pada QS.al-hujurat ayat 9-13, 2) serta bagaimana cara mengimplementasi pendidikan multicultural yang sesuai dengan pendidikan islam. Penelitian disini menggunakan jenis penelitian kepustakaan sedangkan dalam membahas konflik yang akan dibahas menggunakan metode tafsir maudlu'I dan menggunakan teori pendekatan pendidikan multicultural, sehingga akhirnya penelitian ini menginformasikan bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang bentul-betul memiliki keberagaman dalam beragam suku, ras, agama yang mana semuanya berhak mendapatkan yang hak sama. Sebagimana Al-Qur'an telah menyatakan bahwasannya orang yang bertakwalah yang muliah disisi Allah Swt. dalam Al-Qur’an juga melarang untuk tidak berbuat jahat atau bermusuhan karna akan membuat perselisihan, sebab itu harus mengedepankan prinsipprinsip dasar toleransi sosial. Dalam QS. al-Hujurat yang mana dari ayat 9-13, mengandung Nilai-nilai multikulturalisme yakni; kita harus memupuk sifat kekeluargaan meskipun berbeda, sikap Menghargai dan Menghormati, Menjauhi sikap prasangka, dan memiliki sikap Terbuka, harus Menumbuhkan sikap Inklusivitas, menciptakan sikap toleransi, dan harus selalu menaikkan keimanan pada Allah Swt, sehingga sikap multikulturar dalam dunia pendidikan dapat dihadirkan melalui mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan dalam mata pelajaran sekolah sehingga dapat mencipkan generasi yang memiliki sikap yang multicultural.
IJTIHAD KONSTRUKTIF DAN INOVATIF DALAM TAFSIR RAHMAT KARYA OEMAR BAKRI Fajri; Halimatussa’diyah; Tri Handayani
Al-Dirayah Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis secara kritis pemahaman bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, olehkarena itu untuk memahami hukum-hukum dalam teks Al-Qur’an perlu dipahami antara lain dari segi bahasa,dalam hal ini budidaya. Para ulama yang ahli dalam bidang fikih telah melakukan penelitian secara menyeluruhterhadap teks-teks al-Qur'an dan kajian ini tertuang dalam prinsip-prinsip yang dipegang oleh umat Islam yangbenar untuk memahami isi al-Qur'an dengan benar. Aturan-aturan ini membantu umat Islam untuk memahamiteks-teks yang tampak kabur (tidak jelas), interpretasi global teks takwil dan aturan hukum terkait lainnya dariteks-teks Al-Qur'an. Dengan demikian dapat dipahami mana ayat yang muhkam dan mana ayat yang mutasyabihatdalam Al-Qur'an itu sendiri.
EKSISTENSI TUHAN MENURUT K.H. MISBAH MUSTHOFA (Studi Analisis QS. Al-Baqarah [2]: 186 dalam Tafsir Tāj al-Muslimīn) Ayu Annisa; Halimatussa’diyah; Lukman Hakim Husnan
Al-Dirayah Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan K.H. Misbah Musthofa tentang eksistensi Tuhan melalui studi analisis terhadap penafsiran pada ayat QS. Al-Baqarah [2]: 186 dalam kitab tafsirnya yang berjudul Tajul Al-MusliMin. Penelitian ini melibatkan peninjauan literatur terkait pemikiran K.H. Misbah Musthofa, pendekatan tafsirAl-Quran, dan analisis kontekstual terhadap ayat yang menjadi fokus penelitian. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis. Pertama, akan dilakukan peninjauan literatur untuk memahami terkait eksistensi Tuhan. Kemudian, tafsir Tajul Al-Muslimin yang mencakup ayat QS. Al-Baqarah [2]: 186 akan dianalisis secara mendalam untuk memahami penafsiran K.H. Misbah Musthofa terhadap ayat tersebut. Analisis akanmelibatkan identifikasi argumen dan pemahaman konteks ayat yang relevan dalam tafsirTajul Al-MusliMin. Dalam penelitian ini, akan diperhatikan bagaimana K.H. Misbah Musthofamenggambarkan eksistensi Tuhan dalam konteks ayat tersebut, serta kontribusipemikirannya terhadap pemahaman umat Islam tentang eksistensi Tuhan. Hasil penelitianini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan
DIASPORA ULAMA DALAM TAFSIR MARAH LABID (STUDI ANALISIS Q.S. AT-TAUBAH AYAT 122) Muhammad Hafizh; Halimatussa’diyah; Nurul Ahmadi
Al-Dirayah Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Al-Dirayah
Publisher : STIQ al-Lathifiyyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diaspora dalam pandangan Tafsir Marah Labid(Analisis Penafsiran Q.S. Surah At-Taubah ayat 122). Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif melalui metode tafsir tahlili (analisis). Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkanbahwa adanya isyarat Nawawi Al-Bantani terhadap diaspora untuk pencapaian keilmuan. Penelitianini menyimpulkan bahwa Nawawi Al-Bantani yang juga sebagai Diaspora Ulama yang mengemban pendidikan di luar negeri. Diaspora dipercaya menjadi solusi alternatif dalam merespon kondisi sosio-politik negara pada masa itu. Kondisi kestabilan sosio-politik suatu daerah menjadi sebuah pra-syarat yang harus dipenuhin untuk membangun kondisi pembelajaran yang ideal. Penelitian inimerekomendasikan kepada akademisi dan riset untuk mengembangkan lebih jauh terkait penelitianini sebagai sebuah referensi, untuk mengetahui diaspora dalam pandangan Al- Qur’an.