Jurnal Sastra Indonesia
Vol. 13 No. 1 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI APRIL

METAFORA KONTEPTUAL DALAM KASUS FERDY SAMBO DI MEDIA MASSA LOKAL SUMATERA UTARA

Marcellia Sitorus, Ayu (Unknown)
Surip, Muhammad (Unknown)
Fernando Purba, Jefri (Unknown)



Article Info

Publish Date
08 May 2024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan jenis-jenis metafora konseptual yang terdapat dalam media massa lokal (tribunnews.com dan hariansib.com) seputar berita Ferdy Sambo dan Brigadir Yoshua Hutabarat pada edisi 10-30 Agustus 2023 dan (2) menjelaskan konseptualisasi metafora yang digunakan oleh media massa lokal (tribunnews.com dan hariansib.com) Sumatera Utara untuk menjelaskan alur kasus Ferdy Sambo dan Yoshua Hutabarat dengan istilah-istilah tertentu pada edisi 10-30 Agustus 2023. Data dalam penilitan ini berdasarkan tulisan berita mengenai kasus Brigadir Yosua dan Ferdy Samdo pada arsip daring koran Tribun News dan Harian SIB. Ada pun instrumen penelitian ini menggunakan human instrumen, dimana peneliti menganalisis data berdasarkan teori, data, dan hasil sesuai ketentuan ilmiah. Kemudian, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang didapatkan ialah sebagai berikut; Terdapat penggunaan metafora konseptual dalam pemberitaan kasus Penembakan/Pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat oleh Ferdy Sambo pada Koran Tribun News untuk edisi 10-30 Agustus 2022 sebanyak 125 metafora konseptual. Kemudian, penggunaan metafora konseptual dalam menggambarkan kasus Pembunuhan/Penembakan Brigadir Yoshua oleh Ferdy Sambo ialah sebagai berikut; Ferdy Sambo digambarkan sebagai; (Master Mind, Mata Rantai, Aktor, Bapak, Kaisar Sambo, Kerajaan Sambo, Monster, Akar, Benalu, Cemar, Pembunuh Berdarah Dingin, Mafia, Otak/Diotaki, dan Konsorsium 303). Putri Chandrawathi digambarkan sebagai; (Dewi Shinta, Pemain Drama, Kampungan, dan Ngeri-Ngeri Sedap). Brigadir Yoshua Hutabarat digambarkan sebagai; Korban, dan selebihnya. Sehingga dapat disimpulkan metafora terhadap sosok Ferdy Sambo terkesan mengerikan, seperti monster, kaisar, benalu, dan berbagai asosiasi panggilan mengerikan lainnya. Sementara konotasi yang ditujukan pada Brigadir Yosua Hutabarat hanya sebatas korban semata. Dan peran Putri Chandrawathi dimetaforakan sebagai Dewi Shinta hingga pemain drama.Kata kunci: metafora, semantik, linguistik

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

sasindo

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

urnal Sastra Indonesia (Sasindo) merupakan media publikasi hasil penelitian dan kajian konseptual dalam bidang sastra, media pembelajaran sastra, linguistik, seni budaya, multimedia senimatografi, dan kajian media massa. Bidang sastra memuat tentang ilmu sastra, sejarah sastra, kritik sastra, dan ...