Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berbicara siswa kelas V UPT SDN 25 Limbuang, yang disebabkan oleh kurangnya kelancaran berbicara, terbatasnya kosakata, ketidaktepatan tata bahasa dan pelafalan, serta kurangnya rasa percaya diri saat berbicara di depan kelas. Pembelajaran sebelumnya yang konvensional dan minim interaksi menghambat pengembangan keterampilan berbicara siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V UPT SDN 25 Limbuang melalui penerapan model pembelajaran role playing. Model pembelajaran role playing dipilih sebagai pendekatan karena memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam situasi tertentu yang mendekati kehidupan nyata Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian terdiri dari 32 siswa kelas V UPT SDN 25 Limbuang. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar observasi, wawancara, dan tes kemampuan berbicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran role playing berhasil meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V di UPT SDN 25 Limbuang. Data menunjukkan bahwa pada tes pra-siklus, hanya 21,87% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 68,90. Setelah penerapan model role playing pada siklus I, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 56,25%, dengan nilai rata-rata 71,40. Pada siklus II, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar semakin meningkat menjadi 90,62%, dengan nilai rata-rata 86,09. Hal ini menunjukkan bahwa model role playing dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan percaya diri dalam berbicara, serta membantu meningkatkan aspek-aspek seperti lafal, tata bahasa, kosakata, kefasihan, dan pemahaman.
Copyrights © 2024