Dunia yang semakin plural dan kompleks memerlukan pendekatan teologis yang mampu menjawab tantangan relasi antar umat beragama secara inklusif dan transformatif. Tulisan ini mengangkat teologi kasih sebagai fondasi utama dalam membangun rekonsiliasi antar umat beragama melalui pendekatan humanioristik. Teologi kasih tidak hanya dipahami sebagai doktrin keagamaan, tetapi sebagai sikap hidup yang mengedepankan penghargaan terhadap martabat manusia, penerimaan terhadap perbedaan, dan komitmen terhadap perdamaian. Sementara itu, pendekatan humanioristik menempatkan pengalaman manusia sebagai titik tolak refleksi teologis dan membuka ruang dialog antariman yang sejati dan setara. Dengan memadukan kedua pendekatan ini, tulisan ini menawarkan suatu kerangka pemikiran yang menekankan pentingnya dialog, empati, dan solidaritas sebagai jalan menuju rekonsiliasi. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka, yang menelaah gagasan-gagasan teologis dari berbagai tradisi agama dan relevansinya dalam konteks masyarakat multikultural. Hasil kajian menunjukkan bahwa kasih—sebagai nilai universal—dapat menjadi jembatan yang kokoh untuk membangun relasi yang damai, saling menghargai, dan berkeadaban antarumat beragama.
Copyrights © 2024