Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesiapan guru dan bentuk adaptasi pedagogis terhadap pembelajaran terintegrasi kecerdasan buatan (AI) dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia. Fenomena ini menjadi relevan mengingat percepatan digitalisasi pendidikan dan tuntutan penguasaan teknologi oleh guru di era pasca-pandemi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan desain fenomenologis, yang berfokus pada pengalaman subjektif guru dalam menghadapi perubahan paradigma pembelajaran berbasis AI. Penelitian dilaksanakan di beberapa sekolah pelaksana Kurikulum Merdeka di Tulungagung pada periode Januari–Juni 2025. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur, observasi pembelajaran, dan analisis dokumen seperti modul ajar dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Partisipan terdiri atas 10 guru dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan menggunakan analisis tematik (Braun & Clarke, 2021), yang menghasilkan tiga tema utama: (1) cognitive readiness — guru memahami dasar konsep AI namun terbatas pada penggunaan aplikasi sederhana; (2) pedagogical adaptation — guru mulai menyesuaikan strategi mengajar menggunakan alat AI seperti ChatGPT dan Quizziz; dan (3) emotional and ethical concerns — guru menunjukkan ambivalensi antara antusiasme dan kecemasan terhadap dominasi teknologi. Temuan ini menunjukkan bahwa kesiapan guru terhadap pembelajaran berbasis AI tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga menyentuh dimensi reflektif, etis, dan pedagogis. Penelitian ini berimplikasi pada penguatan kerangka TPACK berbasis AI, serta memberikan dasar bagi perumusan kebijakan dan pelatihan guru di era pembelajaran cerdas.
Copyrights © 2025