Abstrak Indonesia terletak pada pertemuan lempeng tektonik aktif, jalur pegunungan aktif, sehingga menjadikan sebagian besar wilayahnya rawan terhadap bencana alam Gempa Bumi. Berdasarkan teori dan konsep manajemen bencana (disasters management) yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: tahap tanggap darurat (response phase), tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, tahap preventif dan mitigasi, dan tahap kesiapsiagaan (preparedness); maka upaya perencanaan sistem peringatan dini gempa bumi harus dipersiapkan dengan efisien untuk dapat mengurangi risiko yang diakibatkan. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi berbasis Mobile phone, maka informasi dan komunikasi bukanlah suatu hal yang sulit terutama pada saat tanggap bencana. Variabel-variabel yang diukur berupa media alat peringatan, prosedur penyelamatan diri, mobilisasi sumber daya dan pengetahuan menghadapi bencana gempa bumi. Variabel-variabel tersebut didapat dari studi literatur, kemudian setelah itu didapatkan faktor-faktor yang menyusun sistem peringatan dini (early warning system) gempa bumi yang akan ditambahkan ke dalam aplikasi. Setelah itu, survey dilakukan kepada masyarakat untuk mengetahui pengaruh tambahan fitur EWS (early warning system) bencana gempa bumi. Dari hasil survey yang telah diperoleh dan perhitungan mengunakan aplikasi SPSS dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sangat setuju. Dengan persentase rata-rata dari semua pertanyaan di atas 50% bahwa adanya penambahan fitur earthquake early warning system dapat membuat masyarakat yang menggunakan aplikasi lebih waspada terhadap bencana gempa bumi. Kata Kunci: Sistem Peringatan Dini, Gempa Bumi, Manajemen Bencana
Copyrights © 2024