Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan integrasi kearifan lokal Sidoarjo dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) guna menumbuhkan sikap nasionalisme dan keterampilan sosial siswa kelas V sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Subjek penelitian meliputi guru kelas V dan siswa di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru berhasil mengintegrasikan kearifan lokal, seperti tradisi Nyadran, Larung Sesaji, Batik Jetis, dan aktivitas ekonomi tambak bandeng serta udang ke dalam materi IPS. Integrasi ini membuat pembelajaran lebih kontekstual, menarik, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dampaknya, sikap nasionalisme siswa berkembang melalui peningkatan cinta tanah air, penghargaan terhadap budaya bangsa, kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kesadaran bela negara, dan ketaatan pada aturan bersama. Selain itu, keterampilan sosial siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari kemampuan komunikasi, kerja sama, empati, toleransi, tanggung jawab, dan pemecahan masalah sosial yang semakin baik melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, serta simulasi berbasis kearifan lokal. Dengan demikian, integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran IPS tidak hanya memperkuat penguasaan materi akademik, tetapi juga menjadi sarana efektif dalam pembentukan karakter siswa. Simpulan dari penelitian dinyatakan bahwa pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal Sidoarj o dapat dijadikan strategi inovatif untuk menumbuhkan nasionalisme dan keterampilan sosial sejak dini. Abstract This research aims to describe the integration of Sidoarjo local wisdom in social studies learning to foster nationalism and social skills in fifth-grade elementary school students. The approach used is descriptive qualitative with data collection techniques through observation, interviews, and document analysis. The research subjects included fifth-grade teachers and students at an elementary school in Sidoarjo Regency. The results showed that teachers successfully integrated local wisdom, such as the Nyadran tradition, Larung Sesaji, Batik Jetis, and the economic activities of milkfish and shrimp ponds into the IPS material. This integration made learning more contextual, interesting, and relevant to students' daily lives. As a result, students' nationalism developed through increased love for the homeland, appreciation for national culture, pride as part of the Indonesian nation, awareness of national defense, and obedience to shared rules. In addition, students' social skills also improved. This is evident in the increasingly better communication, cooperation, empathy, tolerance, responsibility, and social problem-solving skills through discussions, group work, and simulations based on local wisdom. Thus, the integration of local wisdom into social studies learning not only strengthens academic mastery but also serves as an effective means of character building for students. The study concluded that social studies learning based on local wisdom in Sidoarjo can be used as an innovative strategy to foster nationalism and social skills from an early age.
Copyrights © 2025