Kebuntingan adalah proses bersatunya sel kelamin jantan (spermatozoa) dan sel kelamin betina (ovum) menjadi sel baru yang dikenal dengan zigot. Metode yang dapat diterapkan oleh peternak adalah metode deteksi kebuntingan menggunakan bahan kimia asam sulfat (H2SO4). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan mengetahui dosis cupri sulfat (CuSO4) yang tepat dalam mendeteksi kebuntingan pada sapi trimester pertama. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah urin sapi bunting trimester pertama yang berjumlah 5 ekor sebanyak 2 ml kemudian dicampur dengan aquadest sebanyak 2 ml dan direaksikan dengan bahan kimia cupri sulfat (CuSO4) dengan dosis 1 ml, 2 ml, dan 5 ml. Variabel yang diamati adalah perubahan warna urin, waktu perubahan warna urin, dan adanya endapan urin. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif dan analisis statistik dengan one way anova, dan diuji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deteksi kebuntingan sapi trimester pertama menggunakan cupri sulfat (CuSO4) dengan dosis yang berbeda memiliki presentase kebuntingan 100% dan memberikan pengaruh pada variabel perubahan warna dengan menghasilkan warna biru kehijau-hijaun. Pada variabel waktu perubahan warna tidak berpengaruh terhadap kemampuan cupri sulfat (CuSO4) dalam mendeteksi kebuntingan, pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata dengan taraf signifikan 0,719 (P > 0,05) dengan hasil waktu 5 detik pada setiap perlakuan. Pada variabel endapan hasil analisis data berpengaruh sangat nyata dengan taraf signifikan 0,000 (P < 0,01). Berdasarkan penelitian dosis cupri sulfat (CuSO4) yang tepat dalam mendeteksi kebuntingan pada sapi trimester pertama yaitu dosis 1 ml (P1). Penggunaan cupri sulfat (CuSO4) dosis 1 ml menghasilkan warna biru kehijau-hijauan dengan waktu perubahan warna 5 detik dan tinggi endapan 3 cm.
Copyrights © 2023